ENTITAS MUSIK KIAIKANJENG DAN SIMBAHNYA GENERASI MUDA
“Sekarang bagaimana, bangunan rumah kita megah, tapi tiang-tiang di gerogoti oleh rayap-rayap.”
(Penggalan Musik Puisi Rayap KiaiKanjeng)
Pakdhe-pakdhe KiaiKanjeng akhir-akhir ini sering memainkan kembali musik puisi, mini teater, menyebar ‘dakwah’ kepada anak muda dengan mengikuti apa yang mereka senangi, tentu yang Pakdhe KiaiKanjeng ini sudah koordinasi dan diarahkan oleh Mbah Nun.
Seperti yang saya katakan Mbah Nun selalu memperkuat identitas dan entitas keislaman masyarakat yang hadir terutama jamaah Maiyah. Dalam dunia yang terus melakukan perubahan yang kadang membingungkan bahkan menjerumuskan kepada hal-hal negatif, di era teknologi ini, pemuda bangsa ini seringkali dihadapkan pada berbagai hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Mbah Nun hadir dan mengajak mereka berpikir, rekontruksi nilai, muhasabah diri guna menghadapi tantangan dan tetap setia pada agama Islam.
Di berbagai acara maiyahan Mbah Nun seringkali mengajak kita untuk membangun rasa simpati kepada orang lain atau dalam Islam disebut Ukhuwah Islamiah dengan membawa analogi cara berpikir.”
Jika di hari minggu ada kerja bakti, dan kalian sedang wiridan dikamar, kalian pilih mana? Wiridan atau kerja bakti?” tanya Simbah.
“Dua-duanya sama-sama baik, tetapi yang harus dilakukan adalah ikut kerja bakti bersama tetangga, jika kalian tetap wiridan di kamar, iso-iso ndasmu di pacul sama tetanggamu,” tambah Simbah dengan guyonan beliau yang khas.
Mbah Nun tidak bosan-bosan mengajak kita untuk hidup bersosial yang benar, beliau biasa menyebutnya dengan sebutan Ukhuwah Islamiah.
Ya tiba-tiba saya ingat Mbah Nun ketika melihat tayangan Youtube caknun.com yang menampilkan KiaiKanjeng memainkan Musik Puisi Rayap, Syanana, dan Rampak Osing, di Kenduri Cinta Oktober 2023.
Pakdhe-pakdhe KiaiKanjeng berhasil mengajak kaum muda yang hadir di Taman Ismail Marzuki untuk isyiq dan muhasabah, tentu semua ini tidak terlepas dari peran Mbah Nun dan para penggiat Kenduri Cinta yang istiqomah.
Jamaah Maiyah Asal Trawas, Perbatasan Mojokerto Pasuruan.