BERALAMAT HUTAN RIMBA
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Maiyah Cirrebes Cirebon-Brebes Edisi 28 April 2024)
Pada maiyahan tahun lalu, tepatnya bulan Februari 2023, masyarakat maiyah Cirrebes mengangkat tema ‘Belantara’. Pada kesempatan itu hadir Mbah Nun membersamai para jamaah.
Belantara menjadi tema saat itu karena kita anggap mempresentasikan kondisi bangsa dan masyarakatnya. Di dalamnya terdapat beraneka ragam makhluk hidup dan ekosistem sehingga diperlukan ‘aktifasi ruh’ untuk bisa melewati Belantara Yang ‘liar’ agar ‘selamat’.
Setelah satu tahun berlalu, apa yang disampaikan Mbah Nun selaksa piweling bersama antara orangtua yang menyayangi anak–anaknya. Nampak jelas kasih sayang beliau terhadap kondisi saat ini.
Pada November 2017, Mbah Nun sudah menulis dalam rubrik ‘tetes’ di caknun.com berjudul ‘Beralamat Hutan Rimba’.
Sebagai anak cucu maiyah, sudah sepatutnya terus belajar bukan hanya sekadar piweling. Tetapi bagaimana kita bisa ‘membaca’ agar semua indera bisa didayagunakan merespons keadaan yang ada. Berikut tulisannya agar kembali kita renungkan bersama pada maiyahan bulan ini.
“Kita beralamat di tengah hutan rimba di mana setiap makhluk boleh berteriak, menuding, memaki dan memfitnah, tanpa terbentur oleh tembok tanggung jawab. Hutan belantara tidak memerlukan tembok. Siapapun bisa melakukan kecurangan, kekufuran, kedhaliman dan penggelapan, tanpa kawatir akan mendapatkan akibat apa-apa. Sebab hutan belantara tak ada batas nilainya, tidak ada perjanjian antar makhluk-makhluknya, tak ada tata ruang dengan aturan-aturannya. Hukum bisa ditegakkan untuk mencelakakan. Negara bisa dibangun untuk menyamarkan perampokan. Bahkan agama bisa dikerudungkan sebagai pakaian untuk pencurian dan penipuan”.
Ini masih sangat relevan untuk kita runut kembali sehingga siapapun orang-orang Maiyah bisa berdayaguna untuk nagarinya.
Kita berkumpul hari Minggu ini, 28 April 2024 di Padepokan Rakyat yang beralamat dihalaman belakang rumah Om Jali Losari Lor, Brebes.
Sampai jumpa.
(Redaksi Cirrebes)