MASA LALU, MASA KINI, MASA DEPAN

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Damar Kedhaton Gresik edisi ke-94/Oktober 2024)

Majelis Ilmu Telulikuran Damar Kedhaton Gresik hadir kembali dalam edisi ke-94 dengan tema “Masa Lalu, Masa Kini, Masa Depan”. Tema Telulikuran kali ini berangkat dari tulisan Cak Madrim yang berjudul “Hujan dan Shareloc”. Dalam tulisan itu, Cak Madrim menitik beratkan fokus tulisannya pada masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Lalu, apa yang terlintas di benak pikiran Anda saat mendengar kalimat “Masa lalu, masa kini, masa depan”?

Melalui diskusi yang mendalam dengan membawa spirit kebersamaan dan kegembiraan, kita mencoba untuk menelusuri jejak masa lalu yang membentuk diri kita pada masa kini, serta memetik hikmah dari setiap perjalanan hidup yang telah kita tempuh.

Tak disangka-sangka, tulisan berjudul “Hujan dan Shareloc” mendapat respon berupa tulisan pula dengan judul “Njoso, Majalah, Padhangmbulan” yang ditulis oleh Febrian. Tulisan itu juga terinspirasi dari konsep waktu; masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Sudah sejak zaman dahulu, manusia selalu terpaku pada kenangan masa lalu; menikmati indahnya kisah yang pernah terlewati, serta melupakan kesedihan yang pernah terjadi.

Lihat juga

Namun, di tengah-tengah hiruk pikuk kehidupan, kita pun dihadapkan pada realita masa kini yang kadang membuat kita ragu, terkungkung dalam keraguan akan arah yang harus kita tuju.

Apalagi menghadapi masa depan? Sudah barang tentu hal ini boleh disebut masih ghaib dalam jangkauan kita.

Berbicara tentang “Masa Lalu, Masa Kini, Masa Depan” akan menjadi indah jika dijadikan sebagai pijakan dasar untuk memaknai arti kehidupan yang kita jalani; di sepanjang garis takdir usia yang diberikan oleh-Nya.

“Hidup Adalah Alif Lam Mim”, demikian judul tulisan esai Mbah Nun dalam kebon (238 dari 241). Selengkapnya bisa dibaca di laman website https://www.caknun.com/2021/hidup-adalah-alif-lam-mim/.

Bahkan kalau dipikir-pikir, di puncak misteri hidup ini, kadang yang lebih pasti adalah bahwa “Hidup adalah Alif Lam Mim”. Yang semua ahli tafsir menerjemahkan menjadi “Hanya Allah yang mengerti makna atau maksudnya. Kalau engkau Salikul ‘Ilmi dan Salikul Haqq, di puncak pembelajaranmu engkau akan tersungkur bahwa ternyata sesungguhnya engkau tidak benar-benar memahami kehidupan. Itu hal kehidupan, yang kita seakan-akan sudah mengalaminya puluhan tahun. Bahkan sudah menamatkan Sekolah sampai tataran yang tertinggi. Ternyata hidup ini bukan seperti yang para ulama dan ilmuwan merumuskan. Hidup ini jauh dari apa yang kita rasakan dan simpulkan.

Apalagi kematian. Maka justru menjadi jelas kenapa Allah memfirmankan Alif Lam Mim.”

Demikian kutipan paragraf akhir dari tulisan esai Mbah Nun berjudul “Hidup Adalah Alif Lam Mim”, yang bisa kita gali, kita bedah, kita petakan.

Berangkat dari tiga bahan tulisan berjudul “Hujan dan Sharelok”, “Njoso, Majalah, Padhangmbulan”, dan “Hidup Adalah Alif Lam Mim”, mari kita refleksikan masa lalu yang berharga, jalani hari ini dengan penuh makna, dan menyiapkan diri untuk menjelajahi masa depan yang penuh dengan tanda tanya.

Berbekal kesadaran diri untuk terus berjalan dan belajar tanpa henti, mari kita bergandengan tangan meraih cahaya ilmu dengan harapan bisa menerangi setiap langkah kita ke depan dalam Majelis Ilmu Telulikuran Damar Kedhaton Gresik, pada :

– Hari/tanggal : Jumat, 25 Oktober 2024
– Pukul : 20.23
– Tempat : Makam Mbah Roomo, JaLan. H. Ali RT.16/RW. 03 Dusun Slempit, Desa Slempit Kec. Kedamean – Gresik.
– Maps Lokasi : https://maps.app.goo.gl/h5FiTqfpmS1HRuiaA

(Redaksi Damar Kedhaton)

Lihat juga

Lihat juga
Close
Back to top button