REBOAN KENDURI CINTA, MUNAJAT DOA DAN TAHLIL 40 HARI MBAH FUAD

Malam ini (1/3), bertempat di Masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki, penggiat Kenduri Cinta mengkhususkan forum Reboan untuk munajat doa dan tahlil 40 hari berpulangnya Marja’ Maiyah: Mbah Ahmad Fuad Effendy.

Forum Reboan memang rutin diselenggarakan setiap hari Rabu. Sesuai dengan hari penyelenggaraan, maka dinamakan forum Reboan. Penggiat Kenduri Cinta yang sehari-hari adalah kaum pekerja di Jakarta, menjadikan momen hari Rabu untuk bertemu, bertatap muka secara langsung satu sama lain. Di tengah kesibukan mereka, yang setiap hari berjibaku dengan dinamika kehidupan di ibukota, mereka menyempatkan 1 hari dalam seminggu, di tengah pekan, untuk berkumpul dalam satu forum. 

Dulu, sebelum Taman Ismail Marzuki direvitalisasi, Reboan Kenduri Cinta biasanya diselenggarakan di teras Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki. Kini, setelah TIM direvitalisasi, Reboan digelar di selasar lantai 1 gedung Ali Sadikin, gedung yang baru dibangun saat proses revitalisasi TIM 2 tahun lalu. 

Malam ini, Reboan Kenduri Cinta digelar di Masjid Amir Hamzah, dikhususkan untuk munajat doa dan tahlil Mbah Fuad. Sebagian penggiat Kenduri Cinta memang tidak bisa menuju Menturo untuk turut mengantarkan Mbah Fuad ke haribaan-Nya pada 20 Januari lalu. Tapi, di hari berpulang beliau, beberapa penggiat pun berkumpul di lokasi Reboan untuk memanjatkan doa dan tahlil saat itu. 

Lihat juga

Mbah Fuad memang tidak begitu sering hadir di Kenduri Cinta dan erakhir kali hadir di Jakarta untuk Maiyahan adalah di Kenduri Cinta edisi Mei tahun 2016. Setelahnya, jika Mbah Fuad ke Jakarta dalam rangka urusan pekerjaan yang berkaitan dengan Majelis Umana’ atau memang mengurus keperluan yang berkaitan dengan dunia bahasa Arab. 

Teman-teman di Kenduri Cinta memang tidak secara langsung bertatap muka dengan Mbah Fuad untuk menimba ilmu, dan hanya sesekali ikut sinau dari Mbah Fuad secara langsung saat hadir di Padhangmbulan pada momen-momen khusus.

Salah satu khasanah dari Mbah Fuad yang menjadi pegangan kita adalah buku Maiyah dalam Al-Qur’an. Dalam buku tersebut, Mbah Fuad mengulas ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang terdapat kata Maiyah di dalamnya. Wirid Padhangmbulan yang kemudian diaransemen oleh KiaiKanjeng pun adalah salah satu karya yang disusun oleh Mbah Fuad, bersama Mbah Nun tentunya. Dan tahun lalu, Mbah Fuad bersama Mbah Nun menyusun Tadabbur Padhangmbulan yang dicetak dalam Mushaf Padhangmbulan. Dan saat ini, Rumah Maiyah Al-Manhal aktif dalam pembelajaran Bahasa Arab yang metode pembelajarannya juga disusun oleh Mbah Fuad bersama teman-teman di Malang. 

Dan sekarang, ketika Mbah Fuad sudah tidak bisa lagi menemani kita secara fisik, maka ilmu-ilmu yang sudah diwariskan oleh Mbah Fuad di Maiyah adalah warisan yang harus kita jaga selalu. Karena itu semua adalah jariyah Mbah Fuad sepanjang hidup beliau. Munajat doa dan tahlil malam ini juga dalam rangka uluk salam rindu kami, penggiat Kenduri Cinta kepada Mbah Fuad.

(Redaksi Kenduri Cinta) 

Lihat juga

Back to top button