COMMENT SENSE
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Sulthon Penanggungan Edisi November 2023)
Melihat situasi hari ini jadi teringat kalimat “Si Bisu sedang berbicara pada Si Tuli, sedang Si Buta melihat Si Lumpuh berjalan”, banyak hal di luar nalar, namun kenyataan itulah yang terjadi jika kita rumuskan tingkah polah manusia ditambah konstelasi politik kemudian dibagi kenaikan bahan pokok dan dikali pekerjaan yang semakin sulit, maka hasilnya sama dengan chaos tatanan masyarakat dan degradasi pikiran pangkat akar kuadrat.
Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Karena itu, hakikatnya manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak yang ilmuwan banyak menyebutnya dengan idiom “Common Sense” atau Akal Sehat. Namun dalam peradaban dimulai era millenial yang sangat terbuka berpikir “Open Minded” sudah sangat kebablasan dan ditambah kecanggihan teknologi yang memudahkan manusia merajut pencapaian hidupnya seakan meremehkan bahkan mengabaikan logika hingga menerobos cara berpikir yang membuat kejanggalan perilaku dalam kehidupan komunal di masyarakat.
Tata kelola bermasyarakat yang labil mengakibatkan sisi emosional manusia menjadi tidak stabil. Dan yang terjadi adalah rangkuman kesimpulan nalar Common Sense melemah karena emosi yang tidak terkontrol berakibat pada sikap dan tindakannya hanya mengarah pada “Comment Sense” yaitu nalar yang berasal dari informasi yang bersumber pada subjek “Katanya”, Kata bapak ini, kata ibu itu, kata teman saya, kata kiai di sana, dan katanya-katanya lainnya yang pro dengan kebutuhan nafsu emosionalnya.
Berpikir memang sulit karena yang mudah adalah menghakimi. Lantas bagaimanakah manusia mengelola nalar atau logika dasar berpikirnya? Mari kita belajar dari sudut pandang berbeda namun dapat menghasilkan kesimpulan yang setara.
(Redaksi Sulthon Penanggungan)