ADA APA DENGAN GAGAL GINJAL ANAK?

Berita di berbagai macam media datang bertubi-tubi. Tentang gagal ginjal akut yang dialami oleh anak-anak bahkan beberapa kasus yang berujung kematian. Penyebab kematiannya berbagai macam, akan tetapi berhubungan dengan kondisi gagal ginjal akutnya.

Berbicara tentang istilah akut dan kronis, seringkali saya menemui tentang terminologi ini yaitu akut (lawannya adalah kronis), dan pengertiannya terbalik-balik. 

Akut adalah kondisi yang mendadak, segera, terjadi dalam waktu singkat. Sedangkan kronis artinya adalah menahun atau lama. 

Kalau ada istilah serangan akut maka artinya ini adalah kejadian yang cepat, atau mendadak. Serangan jantung terjadi akut (mendadak walaupun latar belakanngnya bisa terjadi sesuatu peristiwa kronis yang melatar belakanginya. Misalnya, kejadian atheroskloris (proses pengerasan pembuluh darah di jantung, terjadi dalam waktu dan proses yang menahun (proses kronis), tidak dalam sekejap, tidak terus mak bedunduk kejadian. Misalnya, kemarin jajan sate kambing terus sekarang jadi arteriosklerosis… Ya tidak begitu. Tetapi, proses, bahkan prosesnya lama (menahun).

Sedangkan proses akut sebagai lawan kata dari proses kronis adalah proses yang mendadak, kejadiannya (sangat) cepat. Misalnya tonsilitis akut. Ini adalah radang pada amandel (tonsil) yang terjadi secara mendadak, dalam beberapa jam/hari bisa jadi sakit. Kemarin belum apa-apa, pagi ini tidak masuk kerja karena demam, nyeri telan, dan ada batuk. Ini semua menunjukkan tanda klinis yang mengarahkan pada kondisi tonsilitis. 

Nah, karena kondisi perlangsungannya cepat maka disebut akut. Apakah ada tonsilitis kronis? Jawabannya adalah ADA. Penyakit ini perlangsungannya lama dan sifat penyakitnya tidak sebegitu berat bila dibandingkan dengan tonsilitis akut. Bahkan ada kejadian yang sangat cepat terjadi, misalnya proses alergi obat, atau yang paling gampang contohnya adalah di-entup tawon atau digigit serangga, maka itu adalah reaksi atau peristiwa yang akut. Maka saya sendiri agak bagaimana kalau ada teman-teman kita yang mengatakan sesuatu hal yang mestinya kronis, dibilang akut, atau sebaliknya. 

Seperti gini, ketika mendapati seseorang dengan sesak napas (kemungkinan asma) maka ada sebagian yang nyeletuk waah penyakit ini mesti sudah akut. Mungkin maksudnya adalah waah penyakit ini sudah kronis. Jadi, akut vs kronis adalah masalah waktu. Bukan derajat penyakitnya. Bisa saja akut tetapi ringan, misalnya tangan luka kecil kena pisau kemudian terjadi infeksi, maka itu adalah infeksi akut.

Kembali ke masalah kematian anak-anak yang disebabkan karena gagal ginjal akut, yang kemudian ada fatwa dari kementerian bahwa ada beberapa obat dalam bentuk syrop yang dicurigai bisa menyebabkan gagal ginjal akut. Oleh karena itu beberapa obat tadi kemudian ditarik dari peredaran dan kemudian peran obat tadi disarankan diganti dengan obat yang dengan isi/kandungan yang sama namun dalam bentuk yang lain (tablet atau puyer/serbuk). 

Kenapa obat tersebut menjadi tertuduh? Karena syrop yang berguna sebagai media/pembawa obat tadi, mengandung zat-zat (ethylen glycol/EG, diethylen glycol/DEG) yang melebihi kadar maksimal. Artinya, zat tersebut (EG, DEG) dalam kadar tertentu boleh masuk ke dalam tubuh, karena zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu kelarutan dan kestabilan obat utamanya. Dengan kata lain, syrop tersebut mengandung zat yang melebihi ambang batas yang diperkenankan. Sehingga zat tersebut ‘meracuni’ ginjal sehingga organ tersebut ‘gagal’ menjalankan fungsinya. 

Fungsi ginjal itu sendiri adalah, yang terpenting, membuang ‘sampah’ tubuh lewat urin, dan mengendalikan keseimbangan cairan tubuh. Sampah-sampah tersebut bila tidak dibuang, maka akan menjadi racun yang akan meracuni tubuh kita sendiri, yang bisa berujung fatal. Di samping itu, ada beberapa fungsi yang lain dari ginjal seperti menjaga tekanan darah tubuh, membuat hormon yang membantu pembuatan sel darah merah serta menjaga keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa tubuh.

Ginjal dikatakan ‘gagal’ apabila sampah yang ada di dalam tubuh gagal dikeluarkan dari tubuh. Lho kok tahu? Tahu dari mana kalau sampah-sampah itu masih ada dalam tubuh? Lha tentu kesimpulan ini berdasarkan temuan klinis yang ada, serta temuan hasil lab yang didapatkan dari pemeriksaan darah dan urin. Jadi, jelas di sini kejadian ‘gagal ginjal’. Lha kemudian ada embel-embel akut di belakang kata gagal ginjal itu tentang waktu perlangsungannya. Karena terjadi dalam waktu segera, maka disebut akut. Tentu ada juga gagal ginjal kronis sebagai lawan kata dari gagal ginjal akut. Seorang anak, apalagi bayi, apabila melebihi waktu tertentu tidak pipis, apakah itu lebih 6 jam, lebih 12 jam, apalagi lebih 24 jam, maka ini adalah tanda klinis yang harus diwaspadai.

Bahwasanya sekarang beberapa media elektronik maupun beberapa media cetak menggunakan istilah Gangguan Ginjal Akut itu lain soal. Dan saya tidak mengetahui kenapa mereka menggunakan terminologi ini.

Dan kemudian yang terjadi adalah, munculnya beberapa statement dari organisasi profesi, baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional, konferensi pers yang dilakukan oleh Mas Menteri aan jajarannya, bahkan ada statement yang bertubi-tubi di WA saya dari para produsen obat yang mengklaim bahwa obat saya aman, produsen yang lain bilang, obat saya tidak mengandung unsur ini unsur itu dan disimpulkan aman. Kejadian-kejadian ini berlangsung dengan sangat cepat dengan memanfaatkan keampuhan teknologi dan media sosial. 

Lalu masyarakat menjadi heboh, khawatir, was-was, mau nurut siapa. Saya membacanya sebagai sebuah fenomena kehebohan dengan skala nasional, yang terjadi di setiap lapis masyarakat, mulai dari masyarakat awam, produsen obat, distributor obat, para profesional (dokter, ahli farmasi, ahli epidemiologi, bahkan sampai tingkat pengambil keputusan (regulator).

Masalah gagal ginjal akut ini hanyalah seperti sebutir pasir di pantai. Masalah-masalah kesehatan yang lain jauh lebih banyak, lebih pelik. Mungkin Tuhan sedang tersenyum-senyum melihat kegaduhan yang sedang terjadi!

Wallahu a’lam bis-shawab

Lihat juga

Back to top button