“AWIS MURAH E PANGURIPAN”
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Telulikuran Damar Kedhaton Gresik edisi ke-90, Juni 2024)
Dalam perjalanan hidup yang singkat ini, kita menghadapi berbagai pilihan dan tantangan. Banyak peristiwa yang acap hadir dalam kehidupan kita, baik yang menggembirakan maupun yang kita anggap sebagai menyengsarakan.
Namun, bukan berarti peristiwa yang menurut sependek pemikiran kita; betapa sangat terasa menyengsarakan, bahkan menyusahkan hati dan menyesakkan dada, justru itu menjadi peluang bagi kita untuk merenung.
Jangan-jangan, situasi demikian memang telah menjadi jalan yang diberikan-Nya kepada kita, untuk semakin mendekati-Nya. Sekaligus menjadi bukti sifat welas asih-Nya, bahwa keberadaan Allah SWT lebih dekat dari urat nadi yang ada di dalam tubuh kita.
Sebagaimana yang tercantum dalam QS Qaaf ayat 16, yang diterjemahkan berikut : keberadaan Allah dengan diri manusia lebih dekat dari urat nadi (wa nahnu aqrabu ilaihi min hablil-warid). Artinya, Allah sungguh sangat dekat dengan manusia, yang sepatutnya kita memandang-Nya tanpa perlu jarak pemisah.
Ditengah situasi dan kondisi yang tidak menentu, mulai dari sulitnya mencari pekerjaan, upah kerja yang tidak mencukupi, mahalnya biaya pemenuhan kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya.
Paling tidak, pastinya dapat kita rasakan dan alami, bahwa kita juga sebenarnya pernah mengalami titik terendah dalam kehidupan. Entah itu masalah keluarga, pekerjaan, karir, rumah tangga, hingga lingkungan sesrawung tetangga di sekitar kita.
Di mana, pada situasi dan kondisi tersebut, kita merasa berada pada titik terendah dalam kehidupan ini. Artinya, kita sudah mentok alias menemui jalan buntu. Atau tidak menemukan satu pun solusi untuk menghadapinya.
Tiba-tiba, ada saja sebuah rahasia besar atau sebut saja Min Haitsu Layahtasib-Nya. Yang menjadi solusi atas kompleksnya permasalahan yang tengah kita hadapi.
Meskipun, barangkali solusi yang diberikan-Nya, tidak benar-benar menjadi jawaban seutuhnya. Namun, ada hal yang dapat melegakan hati kita, yang hanya mampu kita rasakan dari dalam hati.
Maka, melalui pintu “Awis Murah e Panguripan”, jika diterjemahkan yakni Mahal Murahnya Kehidupan; mari bersama kita masuki untuk kita diskusikan dalam Majelis Ilmu Telulikuran Damar Kedhaton Gresik.
Berbareng kita merenungi tentang makna dan tujuan dari setiap langkah yang kita ambil. Bagaimana kita memilih pintu masuk ke pengalaman, kebijakan, dan perubahan?
Bagaimana kita memandang panguripan, atau kehidupan itu sendiri? Mari kita bersama-sama menjelajahi makna di balik setiap pintu yang kita buka dan menggali kebijaksanaan dari pengalaman kita, dengan berpayung tema “Awis Murah e Panguripan” dalam Majelis Ilmu Telulikuran Damar Kedhaton Gresik edisi ke-90 pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 29 Juni 2024
Pukul : 20.23
Tempat : Rumah Cak Fauzi, Rumba Nusantara, Perumahan Alam Singgasana Blok i-14 Desa Betiting, Cerme, Gresik
(Redaksi Damar Kedhaton)