SINAU DI BENGKEL LAS: MENGURAI ALGORITMA SHODAQOH 

(Liputan Majelis Ilmu Maiyah Damar Kedhaton Gresik Edisi November 2024)

Malam itu, Minggu, 24 November 2024, langit di Balongpanggang tampak cerah. Di sudut pelataran belakang rumah Cak Arief, dulur-dulur Jamaah Maiyah Damar Kedhaton Gresik berkumpul dan melingkar kembali. Mereka hadir dalam rutinan Majelis Ilmu Telulikuran untuk edisi ke-95. Adapun tema Telulikuran yang dibahas kali ini adalah, “Algoritma Shodaqoh”. Tema tersebut nampaknya terasa begitu relevan dengan suasana yang berlangsung dengan syahdu dan nikmat pada malam hari itu. Seperti semilir angin yang berembus di bengkel Ajeg Makarya milik Cak Arief; shodaqoh angin memberikan kesegaran kepada dulur-dulur di tengah sumuknya cuaca Gresik.

Di ruang sederhana terbuka itu, dengan peralatan las milik Cak Arief yang terpajang rapi di dinding, rimbun asrinya pepohonan bambu di belakang rumah; jangkep sudah. Suasana khas pedesaan masih kental terasa, apalagi tidak jauh dari pelataran belakang rumah Cak Arief merupakan sawah milik warga setempat.

Selaku tuan rumah, Cak Arief begitu cekatan dan teliti untuk mempersiapkan uba rampe menjelang pelaksanaan Telulikuran. Selain itu, kedua putra dari Cak Arief juga turut membantu menata cemilan ringan dan beberapa botol minuman di atas tikar yang sudah tergelar ketika saya tiba di rumahnya, sekitar pukul 19.00 WIB. Begitu pula yang dilakukan oleh istrinya Cak Arief, yang membantu menyediakan piring, gelas, hingga kopi untuk jamuan hidangan bagi dulur-dulur Damar Kedhaton.

 

“Feb, lanjutno nderez Qur’an e,” kata Cak Arief kepada saya. Seperti tradisi yang sudah dilakukan pada sebelum-sebelumnya, Telulikuran wajib diawali dengan nderes satu juz Al-Qur’an. Edisi kali ini bertepatan untuk melanjutkan pembacaan Al-Qur’an juz 5. Di tengah saya mendaraz Qur’an, ada Cak Khusnul yang datang bersama keluarganya. Cak Khusnul mengajak anak beserta istrinya. Usai menuntaskan nderes satu juz, beberapa dulur lainnya mulai berdatangan. Ada pula yang sekadar mampir untuk berbincang, melepas kangen dengan dulur-dulur lainnya—walau Kemudian pamit meski acara belum dimulai. Seperti Cak Rezky, karena dia sudah ada jadwal kerja shift malam.

Pukul 23.00, wirid sholawat Tawashshulan dimulai. Dipandu dengan khidmat oleh Kamituwa Wak Syuaib, tiap lafaz dilantunkan dengan penuh penghayatan. Khusus pada Telulikuran edisi kali ini, Wak Syuaib mengajak dulur-dulur untuk menyisipkan bacaan Surat Al-Ma’un sebagai pembuka dalam sesi ini. Beberapa dulur yang datang terlambat, seperti Cak Gogon, Cak Fauzi, dan Cak Nadzir, langsung bergabung mengikuti ritme wirid yang sedang berlangsung. Wirid, sholawat, dan tawashshulan tuntas dilantunkan sekitar pukul 00.30 WIB.

Barulah tema utama Majelis Ilmu Telulikuran edisi ke-95, “Algoritma Shodaqoh” dibuka. Febrian menerangkan prolog tema dengan merujuk pada pandangan Mbah Nun yang diunggah melalui channel YouTube official CakNun.com dengan judul “Mbah Nun : Algoritma Shodaqoh | Part 1”. Bahwa, shodaqoh bukan sekadar perkara angka atau harta, melainkan sebuah filosofi hidup yang menggambarkan bagaimana manusia mestinya bergerak—mengalir seperti mata air yang tak pernah berhenti memberi kehidupan.

Dalam video tersebut, Mbah Nun mengajak jamaah untuk memahami shodaqoh sebagai bagian dari siklus kehidupan. Shodaqoh erat kaitannya dengan kesungguhan dan sebuah bentuk kejujuran hati manusia. Lebih dari itu, shodaqoh juga bentuk keberanian untuk menomorsatukan yang lain meski diri sendiri dalam kekurangan. Seperti yang disampaikan oleh Cak Nanang, yang mengawali responnya terhadap tema “Algoritma Shodaqoh”.

“Shodaqoh adalah wujud kesungguhan hati manusia,” ujar Cak Nanang, mengawali elaborasi tema. Diskusi pun mengalir, Cak Teguh yang mengambil peran sebagai moderator, teringat akan idiom yang pernah di-dhawuh-kan oleh Mbah Nun, “Nandur, pasa, shodaqoh,”. Menurut ingatan Cak Teguh, idiom tersebut ia dapati dalam momentum peringatan 64 tahun Mbah Nun. Diskusi Kemudian disambung oleh Cak Ateng, menurutnya shodaqoh merupakan bentuk lain dari sebuah cara untuk menuntaskan sebuah permasalahan. “Shodaqoh yang kupahami bukan hanya materi, tapi bagian dari penuntasan masalah.”

Sementara itu, Wak Syuaib membawa diskusi ke arah yang lebih esensial, apalagi pada telulikuran kali ini tidak ada kehadiran salah satu dulur yang expert di bidang bahasa Arab. Sebab, kata “Shodaqoh” sendiri, jika ditinjau dari segi bahasa Arab memiliki akar kata dan beberapa kata turunannya. Meski begitu, dulur-dulur yang hadir tidak mempermasalahkan hal ini. Elaborasi tema juga masih berlanjut.

“Tidak perlu meributkan makna tema, terutama tentang shodaqoh. Sederhananya, shodaqoh itu sejatinya adalah siklus kehidupan, seperti perputaran rantai kehidupan di dunia,” jelas Wak Syuaib. “Seperti bumi yang memberi kesuburan melalui hujan, tanaman berbuah yang buahnya bermanfaat bagi makhluk hidup, dan seterusnya,” Wak Syuaib menutup dengan ajakan sederhana, “Shodaqoh itu menyelematkan, dan mengamankan,” tutupnya.

Nuansa diskusi semakin hidup ketika Cak Fauzi menjelaskan penggunan istilah “Algoritma”. Ia menguraikan panjang lebar tentang algoritma yang materinya ia dapatkan semasa di bangku perkuliahan. Secara sederhana, “algoritma” itu merujuk pada tata langkah yang sistematis, dan terukur untuk menyelesaikan sebuah masalah. Meski begitu, lanjut Cak Fauzi, algoritma itu sifatnya dinamis; adaptif dan menyesuaikan pada permasalahan yang sedang dihadapi.

“Menurut tadabbur saya terhadap video tersebut, Mbah Nun mengajak kita untuk memahami hukum kausalitas dalam shodaqoh, yang bisa diperluas ke dalam beberapa aspek kehidupan lainnya. Intinya itu kayak begini, nek mbok lakoni ngene, selanjut’e bakal ngene,” papar Cak Fauzi.

Di tengah diskusi, terjadi insiden yang justru menggambarkan makna shodaqoh dalam tindakan yang nyata. Ban mobil milik beberapa dulur; Pak Dul, dan Cak Teguh, termasuk Cak Arief, mengalami bocor bersamaan. Diskusi pun diakhiri. Namun, tanpa banyak bicara, dulur-dulur pun dengan sigap membantu. Mereka nyemut untuk saling meringankan beban. Majelis ilmu Telulikuran edisi ke-95 pun berakhir menjelang pagi sekitar pukul 02.30 WIB.

Lihat juga

Back to top button