UPAYA MENOLAK KERUSAKAN HARUS DIDAHULUKAN
Siang ini saya diskusi panjang dengan Beliau. Yess. Ngepasi saya bar nggawe kopi untuk “tenaga” giat siang, eee.. ha kok Beliau juga sama. Seperti berada dalam satu ruang perjamuan saja kita, hihi.
Awalnya, mungkin karena Beliau membaca status WA saya terkait LKMS. Yup, kami memang sama-sama jamaah Maiyahan Mocopat Syafaat.
Ada sekian tanya jawab, (namanya saja diskusi panjang) yang saling kami lakukan. Pemantiknya? Karena sama-sama memiliki bulatan cinta pada Maiyah dan Mocopat Syafaat.
Sambil berkegiatan rutin, saya menyimak dan membalas chat WA Beliau. Kenapa saya ketik huruf B (besar), karena memang secara ilmu agama, saya ini jauh dari Beliau. Tenin.
Inti diskusi panjang kami adalah usulan saya untuk mengambil proyeksi dari shalat jamaah, guna lebih menata lingkar kami.
Saya utarakan kepada Beliau akar sebab usulan berikut penguat-penguat argumentasi usulan. Beliau jawab dengan cepat dan saksama. Hwaaa.. panjang dan saya mesti “me-nada-i” kata kalimat chat WA Beliau. Hihi..itu resep dari Guru saya. Kalau membaca sebuah tulisan, yang terdiri dari satu kata, kalimat, atau bahkan serangkaian kalimat, pandai-pandailah mensimulasi nadanya. Biar tidak terpeleset maksud dan makna serta esensi “chat” tersebut.
Ahaa.. sekira lebih dari satu jam kami (saya dan Beliau) “manthengi” gadget masing-masing. Tentu dengan di sela-selanya ada aktivitas “nyruput” kopi. Mungkin juga kepulan asap Beliau seperti saya, tapi pastinya jelas saya tidak bisa memastikan. Lha kan kita dibatasi ruangan masing-masing.
Ujung chat WA saya dengan Beliau begini :
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ
“Upaya menolak kerusakan harus didahulukan daripada upaya mengambil kemaslahatan”.
Nah, saya jadi lebih tahu. Oo..ternyata ada kaidah-kaidah “Islam” yang selama ini saya buta. Kwakk, beruntungnya saya “srawung” Beliau. Sungguh Allah Swt. Maha Memberi Petunjuk, kata batin dan hati saya.
Alhamdulillah usulan menata lingkar kami semakin terang-benderang. Tinggal nanti usulan tersebut saya sampaikan ke “anggota keluarga” lingkar kami yang lain. Akan disepakati atau tidak, entah.
Yogyakarta, 24 September 2023.
Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat dan penggiat Nahdlatul Muhammadiyin, tinggal di Yogyakarta, biasa disapa: Lik Tripan.
