SETIA BERMAIYAH
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Paseban Majapahit Mojokerto Edisi September 2024)
Makin kesini, makin terlihat jelas bagaimana Allah “menolong” anak cucu Maiyah untuk terus sinau ngleluri nilai-nilai kebaikan yang diajarkan di Maiyah, dan yang telah dijalani dengan sabar dan khusyuk di setiap lingkar, simpul, atau komunitasnya masing-masing.
Selentingan negatif yang dialamatkan kepada anak cucu Maiyah, bahwa mereka hanyalah sebatas “Mbah Nun fans club” semakin memudar seiring berjalannya waktu.
Gerahnya Mbah Nun menyingkap tabir hikmah cinta yang luar biasa bagi anak cucu Maiyah. Cinta yang tak terhenti hanya pada sosok beliau saja. Cinta yang tetap mengalir mengiringi gilir gumantiné jaman. Cinta yang sungguh-sungguh kepada Allah, Rasulullah, dan sesama.
Makin kesini, makin terlihat jelas gambaran penggalan makna QS. Al-Maidah ayat 54 yang sering diungkapkan Mbah Nun. Yaitu tentang “suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya”. Bekal kesungguhan cinta inilah yang membuat Orang Maiyah, Jamaah Maiyah, dan Masyarakat Maiyah, di berbagai majelisnya tetap “Setia bermaiyah”.
Setia mensyukuri apapun saja di lingkar-lingkar kebersamaannya. Setia meneguhkan Allah sebagai “faktor primer” bersama Rasulullah dalam mengupayakan solusi atas segala macam permasalahan. Setia ngramut paseduluran yang telah terjalin selama ini. Insya Allah.
Setia ber-Maiyah bukan tentang berapa lama kita bersama. Bukan juga tentang sesering apa kita bertemu. Bukan berarti guyub rukun terus tanpa permasalahan sama sekali.
Setia ber-Maiyah adalah tentang kesadaran diri bahwa Maiyah kami dan Maiyah kita semua ini benar-benar suatu anugerah cinta yang luar biasa dari-Nya, yang patut terus diupayakan bersama keberlangsungan dan ketersinambungannya di masa yang akan datang. Bismillah.
Semoga Allah senantiasa bermurah hati mentakdirkan hati kita saling tertaut satu sama lain, pikiran kita saling terkoneksi, dan kebermanfaatan kita bisa tersinergikan bersama. Amiin.
(Redaksi Paseban Majapahit)