SEMANGAT MENOLAK MENYERAH

Setiap kali Pak Indra Sjafri berikirim pesan melalui WhatsApp, selalu ditutup dengan dua kalimat: Bangkit Sepakbola Indonesia dan Semangat menolak menyerah. Dua kata yang konsisten selalu disampaikan Pak Indra. Begitu juga setiap kali mengunggah konten di akun media sosialnya, Pak Indra selalu menyematkan dua kalimat tersebut.

Sejarah mencatat prestasi Pak Indra Sjafri mengharumkan sepakbola Indonesia pertama kali membawa Timnas Indonesia Junior menjadi juara The HKFA (Hongkong Football Association) di tahun 2011, International Youth Invitational Tournament U-17 dan The HKFA U-19. Namanya semakin melejit kala mengantarkan Evan Dimas dkk. menjuarai Piala Aff U-19 tahun 2013. Kemudian, dengan skuad yang kurang lebih sama, Pak Indra mengantarkan Timnas U-19 kala itu lolos ke Piala Asia U-19 di Myanmar, dan meraih hasil yang sangat buruk saat itu. Indonesia menjadi juru kunci tanpa sekalipun meraih poin. Saat itu, Indonesia berada satu grup dengan Uni Emirat Arab, Uzbekistan dan Australia. Saat itu, Mbah Nun dan Ibu Via turut serta menemani perjuangan Timnas U-19 di Myanmar. Salah satu tulisan yang khusus ditulis oleh Mbah Nun dirilis saat itu: U19, Senja dan Fajar.

Sempat dipecat oleh PSSI setelah kegagalan di Piala Asia U-19 itu, Pak Indra Kembali dipercaya menangani Timnas U-22 di tahun 2019 dan mengantarkan Marinus Wanewar, Osvaldo Haay, Riski Fauzi dkk. menjuarai Piala AFF U-22 di Kamboja. SEA Games 2019 di Filipina, Indra Sjafri mengantarkan Timnas Indonesia hingga babak final, sayangnya kalah dari Vietnam dengan skor telak 0-3.

Awalnya, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, sehingga Shin Tae Yong didapuk untuk menangani Timnas U-20 dan Pak Indra Sjafri diplot untuk menangani Timnas U-22 di SEA Games Kamboja tahun ini.

Dan setelah 32 tahun, tadi malam dalam laga sengit yang berlangsung di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Timnas Indonesia berhasil meraih medali emas setelah bertanding selama 120 menit dalam laga yang sangat keras dan tensi tinggi. Skor mencolok 5-2 menjadi bukti sahih keunggulan mutlak Indonesia atas Thailand.

Kata-kata Pak Indra; Bangkit Sepakola Indonesia dan Semangat menolak menyerah, ibarat dua mantra sakti yang selalu dipegang oleh Pak Indra saat menengani Tim Nasional Sepakbola Indonesia. Tidak selalu berjalan mulus dan menghasilkan prestasi. Tetapi, Pak Indra selalu memiliki keyakinan bahwa niat baiknya akan mencapai hasil yang baik. Mungkin saat ini kita bisa menyematkan gelar baru untuk Pak Indra; Pelatih spesialis turnamen.

Deretan prestasi yang ditorehkan oleh Pak Indra sejauh ini adalah prestasi turnamen. Setidaknya, portofolio Pak Indra untuk level Asean sudah sangat mumpuni. Terutama untuk Tim Nasional kelumpuk Umur. Mungkin PSSI perlu memberi tantangan kepada Pak Indra untuk menangani Tim Nasional senior untuk berlaga di Piala AFF.

Tentu saja, medali emas SEA Games yang diraih tadi malam tidak datang ujug-ujug begitu saja. Ada sistem yang sudah dibangun oleh Pak Indra untuk mencapai tujuan tersebut. Dukungan penuh PSSI dan juga klub-klub sepakbola tempat para pemain  U-22 itu bermain tentu adalah pondasi utamanya. Tanpa pembinaan yang baik di klub sepakbola, maka tidak mungkin lahir pemain-pemain berkualitas. Selain itu, persiapan tim pelatih yang dikomandoi oleh Pak Indra tentu saja mempersiapkan konsep pelatihan yang baik. Pak Indra dibantu 4 asisten yang memiliki kapabilitas mumpuni; Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, Eko Purdjianto dan Sahari Gultom. Sementara itu, ada dokter Alex yang menjadi pendamping tim kesehatan di Timnas U-22 kali ini, yang bertanggung jawab dalam proses recovery pemain setelah bertanding.

Diakui oleh Pak Indra bahwa performa pemain dari pertandingan pertama di fase grup, hingga kemudian menjadi juara grup, lalu mengalahkan Vietnam di semifinal dan puncaknya membantai Thailand di babak final membuktikan bahwa performa stamina para pemain dari pertandingan pertama terus meningkat. Disebut oleh Pak Indra pertandingan final tadi malam adalah peak perfroamance para pemain U-22.

Tentu saja penampilan mereka belumlah sempurna. Baru satu tangga yang mereka lalui. Medali Emas SEA Games selalu menjadi salah satu acuan prestasi sepakbola Indonesia. Tidak dipungkiri, terakhir kali Indonesia meraih medali emas di ajang SEA Games untuk cabang olehraga sepakbola adalah di tahun 1991, 32 tahun yang lalu.

Pun sebenarnya, Timnas U-22 kali ini tidak begitu diunggulkan untuk meraih medali emas SEA Games kali ini. Tapi mereka membuktikan bahwa dengan determinasi yang tinggi dan fokus dalam bertanding, mereka mampu memenuhi target untuk meraih medali emas.

Sudah pasti, ini bukan capaian terakhir. Mereka, para pemain Timnas U-22 setelah ini akan kembali ke klub masing-masing, dan pada saatnya nanti mereka akan dipanggil kembali oleh PSSI untuk diikutsertakan pada turnamen berikutnya.

Saat Timnas U-19 menjadi juara AFF tahun 2013, beban di pundak mereka kemudian terlalu berat kita pikulkan. Lolos ke Piala Asia U-19, kita berharap mereka bisa menembus babak semifinal sehingga lolos ke Piala Dunia U-20. Beban itu nyatanya terlalu berat, ditambah dengan kompetisi liga sepakbola di Indonesia tidak mendukung saat itu. 

Kini, Pak Indra Sjafri akan menghadapi tantangan selanjutnya. Bukan tidak mungkin publik sepakbola Indonesia akan semakin mempercayai Pak Indra untuk mampu membawa skuad Tim Nasional Sepakbola Indonesia terbang lebih tinggi lagi.

Apapun itu, saatnya kita merayakan prestasi ini. Terima kasih Pak Indra Sjafri, akhirnya kami kembali percaya bahwa sepakbola Indonesia akan mampu bangkit dan berprestasi.

Jakarta, 17 Mei 2023

Lihat juga

Back to top button