GEMBIRA, BAHAGIA DAN SYUKUR DI KENDURI CINTA EDISI MEI 2023

Adalah sebuah anomali, Kenduri Cinta diselenggarakan di akhir bulan. Jadwal reguler Kenduri Cinta secara resminya adalah hari Jum’at minggu kedua setiap bulan masehi. Pun jika harus bergeser, hanya akan maju atau mundur satu minggu atau beberapa hari. Tapi, edisi Mei ini memang spesial. Setelah edisi April,kita sedikit bersabar untuk jeda lebih lama, hingga akhirnya berkumpul bersama, melingkar, sinau bareng lagi di 26 Mei 2023, tadi malam, di tempat yang sama: Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta.

Dengan tajuk utama: An’amta ‘Ala Maiyah, Kenduri Cinta edisi Mei 2023 ini dikhususkan untuk mengajak kita semua “Membaca Mbah Nun”. Perjalanan Maiyah saat ini memasuki perjalanan dekade ke 3—termasuk didalamnya Kenduri Cinta yang sudah berproses 23 tahun— adalah sebuah perjalanan yang tidak ujug-ujug, mak bedunduk muncul begitu saja. Sosok Mbah Nun sangat sentral dalam perjalanan Maiyah ini. Perjalanan Mbah Nun yang diawali dari Menturo, Gontor, Yogyakarta, Jakarta hingga Amerika, Belanda, Jerman, lalu kembali lagi ke Indonesia telah membentuk sosok Muhammad Ainun Nadjib yang sangat otentik, dengan karakter yang kuat, menjadi epicentrum peradaban Maiyah, menjadi core value dari Maiyah.

Pada sesi diskusi awal tadi malam, Fahmi Agustian sedikit membahas mengenai timeline perjalanan sosok Mbah Nun baik dari tempat, tahun, hingga beberapa karya-karya sastra Mbah Nun yang sangat fenomenal seperti beberapa diantaranya: Syair Lautan Jilbab, Teater Pak Kanjeng, Buku Indonesia Bagian Dari Desa Saya.

Mas Ian L. Betts juga turut menambahkan, tonggak perjuangan Mbah Nun semakin lengkap dengan lahirnya Gamelan KiaiKanjeng yang sangat mensupport perjuangan Mbah Nun. Mas Ian sendiri adalah salah satu saksi hidup bagaimana Mbah Nun dan KiaiKanjeng menyebarkan nilai-nilai Maiyah di Eropa. Jadi, bukan hanya di Indonesia saja, tetapi Maiyah sudah merambah hingga negara-negara lain di dunia, dan Maiyah diterima di sana.

Mas Ali Hasbullah turut menambahkan, bahwa apa yang dilakukan oleh Mbah Nun  sepanjang hidupnya hingga hari ini adalah sebuah perjuangan yang murni, tanpa pamrih. Sebuah perjuangan yang sangat tidak mudah. Kesetiaan untuk menemani rakyat kecil, membesarkan hati mereka, membangun rasa optimis untuk menghadapi dinamika kehidupan, dilakukan secara konsisten oleh Mbah Nun sejak dulu, hingga hari ini.

Kenduri Cinta edisi Mei 2023 tadi malam sekaligus momen kesyukuran kita semua sebagai Orang Maiyah. Di tanggal 27 Mei ini, Mbah Nun genap berusia 70 tahun. Dan lebih dari separuh hidup Mbah Nun telah didedikasikan untuk masyarakat, terutama rakyat kecil di akar rumput. Kita semua bersyukur karena kita dipertemuman dengan Mbah Nun di Maiyah.

Tadi malam, dalam momen yang spesial, Rampak, putera bungsu Mbah Nun, turut hadir di Kenduri Cinta, memotong tumpeng 70 tahun Mbah Nun. Tentu saja, harapan kita semua adalah Mbah Nun dan Ibu Via sekeluarga diberi kesehatan, keselamatan, keberkahan dan selalu dalam lindungan Allah SWT, sehingga Mbah Nun masih akan terus menemani kita.

Kita semua bergembira, kita semua berbahagia, dan kita semua bersyukur atas nikmat Maiyah yang diberikan oleh Allah saat ini. Selamat ulang tahun, Mbah Nun.

Lihat juga

Back to top button