MENEMUKAN KEBENARAN DAN MENGUPAYAKAN KEBAIKAN BERSAMA

(Catatan Sinergi LKMS dengan Ndalem TKIT Alhamdulillah)

Rabu, 10 Mei 2023 saya dan Beib Iqbal Rekarupa berkesempatan sowan Bu Inayah Al-Wahfiyah (Bu In) dan Bu Nur Izzah( Bu Izzah) di Moon Cafe, kafe milik Bu In yang berada di Jl. Sungapan, Jetis, Tamantirto. Tentu setelah sebelumnya kami (LKMS) koordinasi dengan Mas Helmi terkait penyelenggaran Pasar Rebon 17-an besok 17 Mei 2023 di Mocopat Syafaat besok, sebagaimana tulisan sebelum ini.

Alhamdulillah gayung bersambut. Sesudah saya memulai komunikasi dengan Bu In via chat WA, sampailah kami di Moon Cafe. Kafe yang tepat berada di pinggir jalan besar arah menuju Karangjati, dengan view “senja” sawah dan bunyi nyanyian kodok. Nyess, sejuk, lega tempatnya, dan cocok untuk Anda yang ingin menikmati kenyamanan yang menggugah konsentrasi berpikir. Recomended pokoknya, tenin

“Monggo Mas,” kata Bu In memanggil kami yang menunggu di depan parkiran motor. 

“Nggih Bu siap,” jawab saya. 

Sejenak kemudian kami memulai dialog dengan Bu In, sembari menunggu Bu Izzah yang akan hadir. Kami menceritakan kepada Beliau kronologi singkat lahirnya LKMS. Mulai dari bulan Juli sinergi NM ke Mocopat Syafaat, pertemuan Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat Putu Mbarep-Tengah-Ragil, Majeska yang sudah 4 bulan berjalan (Januari – April) dan apa bagaimana agenda GEMI Pasar Rebon 17-an. Kami sampaikan juga permohonan penggunaan salah satu area di TKIT Alhamdulillah untuk lapak besok. 

Lihat juga

Alhamdulillah, seperti ditimpa berkali-kali “durian runtuh”, kami mendapati respons dari Bu In dan Bu Izzah sangat di luar dugaan kami. Lokasi area lapak yang kami mohonkan izin (di utara Aula TKIT) ternyata direspons Bu In dan Bu Izzah dengan lokasi yang lebih strategis dan pas. 

“Di depan Koperasi itu saja Mas. Malah sudah ada atapnya. Tidak usah berpikir tenda, dan itu memanjang ke utara kira-kira lebih dari 9 meter. Daripada di utara Aula kok “kekiwo” nanti,” tutur Bu In. 

Dalam penangkapan kami, “kekiwo” adalah tidak tepat lokasi karena hanya dilalui namun minim jadi perhatian. Allahu Akbar, kata batin saya sambil membayangkan lokasi yang ditawarkan Bu In. Wah joss banget, kata batin saya lagi. 

“Nanti setelah dari sini bisa cek ke lokasi Mas. Kalau mau diukur panjang lebarnya kan bisa,” kata Bu Izzah. 

“Intinya kita senang jika space yang ada itu bisa bermanfaat lebih luas. Nanti soal koordinasi bisa dengan Mas Rudi atau Pak Sarto. Dan misalnya teman-teman LKMS mau ikut terlibat di penyelenggaraan Mocopat Syafaat, kita terbuka dan senang sekali. Karena kalau paginya sekitar jam 05:30 WIB sudah harus bersih untuk kegiatan TKIT Alhamdulillah,” kata Bu In. 

“Monggo Mas, monggo saja kita dibantu. Yang penting nanti ada koordinasi antara teman-teman LKMS dan kami,” tambah Bu Izzah. 

Ya Allah, jiann sejak LKMS dikreasikan, kami memang juga mengagendakan hidupnya lagi Ketakmiran Mocopat Syafaat. Semacam tim kerja yang mbantu terselenggaranya kelancaran Mocopat Syafaat. Alhamdulillah, “durian runtuh” lagi, kata Beib Iqbal Rekarupa. 

“Nggih Bu, siap. Insya Allah setelah ini kami koordinasikan ke dalam Keluarga LKMS via grup WA. Atau pas Majeska besok Sabtu 13 Mei kami soundingkan ke teman-teman,” jawab Beib Iqbal. 

“Kalau mau diskusi, itu di belakang ada ruangan lumayan besar Mas. Kalau 50 orang cukup. Di utara parkiran motor tadi lho Mas,” kata Bu In. 

“Waduh, ketiban duren kok pirang-pirang to iki. Jiann Alhamdulillah tenan, suip“,  kata batin saya. 

Malam ini, saat saya menuliskan catatan ini, alhamdulillah telah disepakati bahwa Ketua Takmir LKMS khususon “rewang” penyelenggaraan Mocopat Syafaat adalah Pakdhe Maskun. Sebab toh kesejarahan beliau di awal-awal Mocopat Syafaat telah “terjadi” sinergi tersebut pada persitiwa “usung-usung” gamelan KiaiKanjeng, gelar tikar, dan “reresik” pasca Maiyahan Mocopat Syafaat. 

Bismillah, insyaAllah, mohon do’anya teman-teman semua, semoga kami (LKMS) bisa konsisten menjalani sinergi dengan Ndalem TKIT Alhamdulillah. Maturnuwun yang tak terhingga kami haturkan kepada Bu In dan Bu Izzah yang telah menerima maksud kami, “ngiguhke“, dan mengajak kami bersama-sama mengupayakan kebaikan bersama. Sungguh kami merasakan proses srawung, dunung, dan tetulung. Semoga Allah Swt. melimpahkan kebaikan kepada Bu In dan Bu Izzah, serta Ndalem TKIT Alhamdulillah, amin. 

Yogyakarta, 14 Mei 2023.

Lihat juga

Back to top button