MANUSIA HAROKAT

Sebagai pembeda hidup dan mati bisa dilihat dari pergerakan denyut nadi, nafas menghela lancar pertanda kesehatan badan menunjukkan aman.

Tetapi hakikat hidup bukan hanya dari detak jantung saja, menjalankan amanah kesehatan badan agar betul-betul berguna sesuai takar kemampuan yang berimbang, paling tidak, diri dan sekitarnya tercipta pengayoman. 

Sudah semestinya manusia berikhtiar, mematuhi sunatullah bergerak tidak berdiam diri, menjalani peran hidup di muka bumi sebagai makhluk yang bernama manusia.

Sebagaimana harokat, ia dapat membantu mencahayai, menerangi, dan menjelaskan bahwa hidup atau matinya huruf dapat di lihat dari harokat fathah, kasroh, dlommah sampai sukun. 

Manusia pekerja sebenarnya ia sedang menjalani harokat sebagai makhluk, menghidupi keluarga dengan nafkah dari ikhtiar serta mengolah kemampuan diri yang telah dibekali oleh-Nya. 

Lihat juga

Mengoptimalkan segala daya tenaga, pikiran, serta menggerakkan tangan, kaki, juga suara, dari setiap jasmani pun rohani yang telah dibekali oleh Al-Khaliq bagi semua ummat manusia di bumi. 

Sinau tentang kesinambungan setiap fungsi harokat ketika membaca ayat ataupun kalimat untuk mengaplikasikan dalam beraktivitas tentu sangat mencerahkan pemikiran serta menumbuhkan semangat baru ketika berkarya, bermasyarakat. Baik ketika sendiri maupun banyak orang. 

Manusia harokat tentu mengerti kapan ia menggunakan fathah, bagaimana ia menyikapi kasroh, di mana ia menghadapi dlommah, karena ia memahami bahwa setiap makhluk akan mengalami sukun

Para pekerja setiap hari mereka bergerak megharokati waktu, “mengsukuni” kepentingannya sendiri, demi anak istri sanak saudara agar kehidupan terus berjalan dengan baik, sehingga lelah payah mereka benar-benar berguna bagi sesama. 

Hati dan akal berfungsi cahaya, menghantar energi pada seluruh badan mereka, bahkan jasmani para pekerja memantulkan rohani bagi manusia yang berpikir jernih.

Fathah adalah amsal tentang keseharian guna membuka hati juga akal pikiran, kasroh menggambarkan andap ashor landasan perangai sebagai insan, dlommah laksana semangat menghadapi segala realita baik suka ataupun duka. Sukun mengingatkan manusia bahwa semua akan kembali pada_Nya. 

Q,S Attaubah 105

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman :

حرك يدك انزل عليك الرزق

Artinya : “Berusahlah dengan kemampuanmu, maka Aku akan menurunkan rizki.

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas.” (HR. Muslim)

Surabaya, 11/12/22 

Lihat juga

Back to top button