LIPUTAN SULTHON PENANGGUNGAN EDISI NOVEMBER 2023

Ditandai dengan jalanan yang basah pasca hujan, malam hari itu 25/11/2023 begitu sejuk dengan sapuan angin yang membuat runtuh ganjalan pikiran dan menerobos dinding-dinding hati yang keras hingga diubahnya menjadi lapang saat berada di OTES “Omah Tengah Sawah”, lokasi andalan Sinau Bareng Simpul Maiyah Sulthon Penanggungan Pasuruan.

Transisi musim yang labil membuat beberapa pegiat tidak bisa mengikuti kegiatan. Namun tepat pukul 20:00 WIB acara sudah digelar dengan pembuka pembacaan tawashshul oleh Cak Luqman kemudian dilanjutkan nderes Al-Qur’an Surat Ar-Rahman oleh Cak Irul dan dilanjutkan bersholawat diiringi tim penabuh banjari dari pegiat SP sebagai pungkasan sesi pembuka kegiatan Sinau Bareng.

Sesi selanjutnya bersama-sama membaca Wirid Padhangmbulan dan Doa Khotmil Qur’an sebagai penutup awal harapan kepada langit agar membuka pintu ridha Allah SWT untuk diturunkannya pertolongan bagi segenap manusia yang berjuang dalam kebaikan.

Kemudian seperti biasa, Cak Hasan sang moderator membuka pasal tema “Comment Sense” dengan lebih dulu menyapa dan bertanya kabar pegiat yang hadir dan segera mempersilahkan penyuguh materi untuk memulai elaborasinya.

Cak Umar sebagai pemateri tunggal pada malam hari itu membuka dengan kelakar khasnya dengan memberi analogi tentang perbedaan Common Sense dan Comment Sense. Kemudian meneruskannya dengan melontarkan point terkait Logika Dasar karena tema Comment Sense adalah diskursus mengenai Common Sense “Akal Sehat” itu sendiri. Beliau mengelaborasi sejarah beserta pendalamannya, juga metode untuk mempertajam logika. Karena inti dari Comment Sense adalah sebuah pernyataan atau argumen dari nalar yang tertutupi ego dan nafsu diri. Maka dari itu berjaraklah pada nafsu dan ego jika ingin menguatkan bahkan menjernihkan akal sehat, ujar Cak Umar kemudian menutupnya.

Lihat juga

Sebelum sesi diskusi dimulai, Cak Sule dipersilahkan moderator untuk mengisi jeda karaoke yang sudah disiapkan. Lagu yang pertama berjudul “Surat Buat Wakil Rakyat” dari “Iwan Fals” dimana pada malam itu Cak Sule dengan ke-tidak-siapan-nya membuat lagu benar-banar fals, hehehe. Beruntung pegiat maiyah yang hadir tidak mempedulikan ketepatan nadanya karena yang penting indah “katanya” dan audiens pun tertawa. Kemudian pada lagu kedua beliau menyanyikan sebuah tembang berjudul “Taman Jurug” ciptaan “Andjar Any” yang dipopulerkan kembali oleh “Deny Cak Nan” menjadi pengganti tertawa berubah gembira karena aksen jawa Cak Sule selalu tepat nadanya.

Selanjutnya sesi diskusi dengan nuansa santai dan ringan namun tetap fokus pada kajian tema yang sebenarnya cukup mendalam. Karena Comment Sense merupakan dorongan ego dan nafsu yang bisa dispesifikasikan sebagai kemauan hati yang tidak bijaksana sehingga menimbulkan rasa iri, dengki, bahkan dendam yang memutus akal sehat logika dasar manusia. Ada satu pertanyaan dari Cak Taufiq yang mendasar yaitu “Apakah kecerdasan dan kebijaksanaan itu berbeda?” Jelas berbeda, kata Cak Umar. Karena Kecerdasan adalah bawaan lahir ditambah pengetahuan akamedis dan sifatnya lebih personal. Sedangkan kebijaksanaan adalah kecerdasan ditambah pengalaman sehingga dapat memutuskan suatu kebaikan secara universal.

Sampai pada hampir tengah malam, Cak Sule membersamai wirid Hasbunallah kemudian ditutup doa oleh Cak Taufiq. Sekian.

(Redaksi Sulthon Penanggungan) 

Lihat juga

Back to top button