KENDURI CINTA, HUJAN, DAN GEMBIRA
Hujan sangat deras mengguyur Jakarta sejak sore. Menjelang maghrib, sempat berhenti, kemudian menderas kembali. Karpet yang sedianya digelar sejak awal pun harus tertunda, baru bisa digelar setelah Isya’.
Kenduri Cinta menghadirkan kerinduan yang selalu menggembirakan. Wajah-wajah segar hadir malam ini di Plaza Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta. Hujan yang turun sangat deras, tidak menyurutkan niat untuk datang duduk melingkar Maiyahan di Cikini malam ini.
Sudah pasti, di Jakarta jika turun hujan sangat deras, salah satu efeknya kemudian adalah kemacetan lalu lintas. Karena beberapa titik jalan yang biasa dilalui tergenang air, banjir meluap di beberapa sungai.
Atmosfer kegembiraan di Kenduri Cinta adalah sebuah nuansa yang dibangun bersama. Bukan hanya oleh penggiatnya, tetapi juga oleh jamaah Maiyah yang hadir. Gelaran Kenduri Cinta tidak terjadi hanya karena peran 1-2 orang saja, tapi semua memiliki peran untuk membangun nuansa kegembiraan ini. Sehingga, kita yang hadir selalu merasakan kerinduan untuk kembali datang dan duduk melingkar bersama di forum ini.
Alhamdulillah, malam ini Mbah Nun juga hadir di Kenduri Cinta. Kita semua saling kangen. Kita kangen Maiyahan, kita kangen ketemu dengan Mbah Nun, dan Mbah Nun pun juga kangen dengan kita. Indah bukan?
(Redaksi Kenduri Cinta)