BERPIKIR BULATAN, BERTINDAK LINGKARAN
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Majeska LKMS Yogyakarta edisi September 2023)
Alhamdulillah, segala puji dan keterpujian hanya pantas tertuju pada-Nya. Semoga teman-teman sehat, aman pangan, serta selalu dalam lindungan Allah Swt.
Bulan ini, kalau meminjam lirik lagu “wake me up, when september end” milik Greenday, justru dengan proyeksi sebaliknya kita mesti terus standby siaga selama September ini.
Bukan berarti bulan-bulan yang lain kita boleh “mager”, santai-santai, tidak begitu. September adalah bulan sebelum Oktober, di mana tahun lalu terjadi “peristiwa” Kanjuruhan yang menyesakkan dada kita bersama. Al-Fatihah untuk semua saudara-saudara sebangsa setanah air yang “kapundhut” waktu itu. Suwargo langgeng, amin amin aamiin.
Lalu apa korelasinya dengan tema Majeska September?
Analoginya begini:
Setiap insan yang masih jomblo, tentu akan berupaya menemukan pasangan hidupnya. Agar termasuk umat Kanjeng Nabi Muhammad Saw., adalah akar niat utamanya. Dan ketika seseorang menikah, berkeluarga, maka ada perubahan mendasar dalam hidupnya yakni yang awalnya lingkaran menjadi bulatan. Bulatan baru, keluarga. Itu berlaku sama pada Sang Suami, atau Sang Istri.
Apapun kemudian yang dipikirkan adalah hal-ihwal keluarga, bulatan keluarga, kepentingan keluarga, bagaimana biduk keluarga dijalankan, kemana tujuan, dan seterusnya. Alhasil dengan landasan berpikir bulatan keluarga tersebut, ketika Sang Suami atau Sang Istri melakukan sesuatu tidak boleh lepas dari kepentingan keluarga. Bekerja misalnya, di dunia kerja misalnya, bermasyarakat misalnya, yang terjadi adalah “pagar keluarga” secara otomatis menjadi pagar tindakan Sang Suami atau Sang Istri. Ingat, setiap bulatan bukankah terdiri dari lebih dari satu lingkaran yang bersinggungan. Nah, “lingkaran” Suami dan “lingkaran” Istri mempunyai peran penting untuk terus “adanya” bulatan (keluarga). Salahsatu lingkaran “mlumpat” pagar, bulatan akan tercerai-berai, goyah, peyok, bahkan rungkat (tercerabut sampai ke akarnya).
Whuzz, kita pindah proyeksi pandang ke sebuah komunitas, lingkar. Lingkar Keluarga Mocopat Syafaat misalnya. Maka setiap tindakan anggota LKMS tidak-bisa-tidak harus bermula dari kesadaran bulatan LKMS. Berpikir bulatan LKMS, bertindak lingkaran subjek masing-masing anggota.
Eh tapi, jika Anda punya perspektif lain terkait tema Majeska September kami (LKMS), monggo merapat dan saling mengisi, berbagi kawruh, berbagi kegembiraan berdiskusi dan merumuskan bentuk-bentuk kebaikan bersama. Kami tunggu dengan cinta pula. Salam Kempel!
Yogyakarta, 16 September 2023.
(Redaksi Majeska)