YANG MEMBAHAGIAKAN DARI SILATNAS PENGGIAT SIMPUL MAIYAH 2022

(Liputan 1 Silatnas Penggiat Simpul Maiyah 2022, Rumah Maiyah Kadipiro, Minggu 11 Desember 2022)

Minggu (10/12) kemarin, penggiat Simpul Maiyah berkumpul di Rumah Maiyah Kadipiro dalam agenda Silatnas Penggiat Simpul Maiyah 2022. Pertemuan ini adalah yang pertama kali setelah sebelumnya terselenggara di bulan Desember 2019 di Semarang. Saat itu teman-teman Gambang Syafaat menjadi tuan rumah penyelenggara.

Sedikit flashback, Silatnas Penggiat Simpul Maiyah adalah agenda tahunan para penggiat Simpul Maiyah untuk bertemu dan berembug. Di tahun 2014, Simpul Maiyah Juguran Syafaat menjadi tuan rumahnya. Dipilihnya Juguran Syafaat adalah karena saat itu, Simpul Maiyah di Kars Banyumas itu sedang bertumbuh. Tahun 2015, giliran Maneges Qudroh di Magelang yang menjadi tuan rumahnya. DI tahun 2016, Silatnas diselenggarakan di Rumah Maiyah Kadipiro. Pada tahun 2017, setelah mendapat beberapa arahan dari Mbah Nun, tahun itu dilangsungkan Rembug Maiyah di Jakarta.

Rembug Maiyah 2017 di Jakarta adalah momen pembaruan data-data dari seluruh Simpul Maiyah yang tersebar di seluruh Indonesia dan juga luar negeri. Sampai hari ini, setidaknya ada 69 titik Simpul Maiyah yang tersebar di berbagai daerah.

Tahun 2018, Bangbang Wetan didapuk menjadi tuan rumah penyelenggara Silatnas ini. Dan di tahun 2019, Gambang Syafaat diamanahi untuk menyelenggarakan pertemuan tahunan ini di Semarang. Pandemi Covid-19 membuat agenda Simpul Maiyah mandeg. Karena situasi dan kondisi saat itu, di tahun 2020 dan 2021 tidak memungkinkan diselenggarakan Silatnas. Maka, sebagai penggantinya adalah Mbah Nun dan Koordinator Simpul menyambangi Simpul-Simpul Maiyah yang terbagi dalam 3 periode; Maret 2021 di Sidoarjo dan Ponrogo, Juni 2021 di Wonosobo dan Demak, lalu di Januari 2022 menyambangi Tasikmalaya dan Lampung.

Berawal dari pemikiran yang sederhana saja, saat itu Mbah Nun merasa kangen dengan teman-teman Simpul Maiyah. Sementara kondisi di lapangan masih harus beradaptasi dengan situasi pandemic Covid-19. Sehingga pertemuan yang diselenggarakan pun harus menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Yang pasti, dengan kondisi yang serba terbatas saat itu, Mbah Nun bahagia karena menuntaskan rasa kangennya dengan para penggiat Simpul Maiyah di berbagai daerah itu.

Penggiat Simpul Maiyah yang hadir di Silatnas 2022 ini tidak hanya mereka yang ada di pulau Jawa saja. Ada penggiat Simpul Maiyah Suluk Sinembah dari Medan. Kemudian dari Lampung yang saat ini ada 4 titik Simpul Maiyah; Maiyah Dusun Ambengan, Maiyah Dualapanan, Maiyah Pugar dan Maiyah Rejo Sewu juga hadir. Teman-teman dari Bali (Simpul Maiyah Masuisani) dan yang juga datang jauh-jauh dari tanah Mandar, saudara tua kita semua, para penggiat Simpul Maiyah Papperandang Ate juga hadir dalam pertemuan ini.

Berulang kali Mbah Nun menegaskan bahwa Maiyah itu tidak mungkin menjadi sebuah organisasi yang padat. Jangan berharap Maiyah akan menjadi Ormas, Partai, Paguyuban atau padatan lembaga seperti lazimnya perkumpulan-perkumpulan yang kita lihat di sekitar kita. Maiyah sejak awal memang diniatkan sebagai sebuah nilai yang semoga bisa menjadi pegangan hidup bagi setiap orang yang bersentuhan dengannya.

Namun demikian, pada tataran Simpul Maiyah, tidak mungkin bersifat cair. Tetap harus ada padatan-padatan, karena ada rambu-rambu yang mesti dijaga. Setelah terbentuk Koordinator Simpul Maiyah di Rembug Maiyah 2017, terbukti bahwa padatan organisasi dalam tataran Simpul Maiyah mutlak dibutuhkan.

Idealnya, tahun 2020 lalu adalah momen regenerasi untuk memberikan kesempatan bagi generasi yang baru untuk memimpin Koordinator Simpul. Proses merapatkan barisan dirasa cukup dalam rentang waktu 3 tahun, untuk kemudian para penggiat Simpul Maiyah merumuskan langkah-langkah yang baru lagi. Namun, apa boleh buat, pandemic Covid-19 membuat rencana yang sudah dicanangkan itu urung terjadi. Dan tertunda selama 2 tahun. 

Namun demikian, meskipun tertunda, nyatanya rencana Allah memang adalah rencana yang terbaik. Terbukti bahwa di Silatnas Penggiat Simpul Maiyah 2022 lalu, kita mendengar bagaimana geliat Penggiat Simpul Maiyah yang terus melangkah dalam mengkreatifi segala sumber daya yang mereka miliki, sesuai dengan dinamika dan situasi yang ada di setiap Simpul Maiyah itu sendiri.

Beberapa Simpul Maiyah mampu memaksimalkan sumber daya pertanian yang mereka miliki untuk membangun lumbung logistik yang sangat memberi manfaat bagi lingkungan di sekitar mereka. Apa yang dilakukan oleh Majlis Gugur Gunung, Lumbung Bailorah, Paseban Majapahit dan beberapa simpul Maiyah dengan menginisiasi dibuatnya lumbung pangan, meskipun dalam skala yang kecil, terbukti mampu membantu mereka yang membutuhkan di masa pandemic Covid-19 lalu.

Termasuk pada tataran individu mereka secara personal. Situasi pandemi Covid-19 secara ekonomi cukup berdampak kepada hampir seluruh lini masyarakat di dunia. Tidak terkecuali bagi penggiat Simpul Maiyah. Namun ternyata, para penggiat Simpul Maiyah pun membuktikan bahwa mereka mampu bertahan dan bangkit. Hal ini tampak dari beberapa penggiat yang menceritakan bagaimana usaha-usaha mereka dalam bidang bisnis selama pandemic covid-19 ini meskipun sempat mengalami keterpurukan, akhirnya mampu bangkit kembali dan kini mereka sudah kembali stabil.

Secara komunitas, forum-forum Maiyahan pun sudah kembali terselenggara di berbagai daerah. Tentu saja dengan dinamika situasi dan kondisi masing-masing. Yang menarik adalah, para penggiat Simpul Maiyah yang hadir di Silatnas Penggiat Simpul Maiyah 2022 lalu dihadiri oleh lintas generasi, dan mayoritas dari mereka adalah wajah-wajah baru yang merepresentasikan Generasi Millenial dan Generasi Z, yang merupakan bonus demografi di Indonesia saat ini.

Begitu juga yang terjadi di setiap Maiyahan. Terutama di simpul-simpul induk seperti Padhangmbulan, Mocopat Syafaat, Gambang Syafaat, Kenduri Cinta dan Bangbang Wetan, jamaah yang hadir adalah wajah-wajah baru yang didominasi oleh Generasi Millenial dan Generasi Z itu. Dengan adanya fakta ini, maka dibutuhkan rumusan-rumusan yang baru, untuk setiap Simpul Maiyah agar mampu menggelorakan Sinau Bareng di setiap forum Maiyahan dengan tema-tema yang membahas isu-isu terkini, yang relate dengan semakin melebarnya jangkauan generasi jamaah Maiyah ini.

Apa yang diceritakan oleh teman-teman Simpul Maiyah dalam Silatnas kemarin tentu sangat menggembirakan dan membahagiakan. Mereka benar-benar serius dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Maiyah di lingkungan mereka masing-masing. Dalam nuansa yang menggembirakan, mereka mengejawantahkan apa yang sudah ditanamkan oleh Mbah Nun dan juga Marja’ Maiyah lainnya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Tentu saja, masih banyak pekerjaan rumah yang menanti di depan teman-teman penggiat Simpul Maiyah. Maka, untuk efektifitas kinerja merampungkan PR-PR itu, di Silatnas Penggiat Simpul Maiyah kemarin, disusunlah tim Koordinasi Simpul yang baru yang akan berkolaborasi dengan Koordinator Simpul yang sudah ada.

Lihat juga

Back to top button