WAKAFA, MENGHIDUPKAN MAKNA SYUKUR DAN OPTIMISME
Pagi yang cerah di 14 Maret 2023. Setelah menikmati secangkir kopi panas dan singkong goreng yang renyah, ada notifikasi dari grup WhatsApp Tawashshulan Jannatul Maiyah Malang Raya. Cak Kaji Haris membagikan sebuah tautan berisi single terbaru KiaiKanjeng berjudul “Wakafa”. Saya sendiri sudah menunggu-nunggu rilis single ini setelah ter-insight kabar rilisnya lagu ini dari website caknun.com dan juga dalam percakapan dengan Cak Majid di Tawashshulan Jannatul Maiyah Malang Raya edisi ke-13 beberapa waktu lalu yang rencana akan di-launching di Mocopat Syafaat.
Bagi para Jamaah Maiyah, terutama yang sering mengikuti Tawashshulan, wirid Wakafa memang sudah sering dilantunkan, dan Cak Majid pernah mengatakan bahwa wirid ini adalah salah satu yang disukai oleh Almarhum Mbah Fuad. Oleh karena itu, tidak heran jika single “Wakafa” mendapat sambutan yang sangat positif dari para jamaah Maiyah.
Tidak hanya Cak Kaji Haris, seorang JM dari Tuban juga mengirim sebuah video di WhatsApp group yang lain. Ia menunjukkan betapa terkesannya dia dengan lagu “Wakafa”. Ia menangis terharu sambil memuji iringan musik yang indah dari KiaiKanjeng dan suara khas Mbah Nun yang begitu menghanyutkan.
Video JM dari Tuban itu membuat hati saya sangat tersentuh. Kita tahu bahwa lagu-lagu dari KiaiKanjeng dan Mbah Nun selalu memiliki daya tarik yang kuat bagi pendengarnya. Saya sendiri punya beberapa lagu favorit seperti “Jalan Sunyi” dan “Kado Muhammad”, dan “Wakafa” menjadi lagu terbaru yang berhasil merebut hatiku.
Saya sangat bersyukur karena masih bisa mendengarkan musik-musik yang memberikan makna yang mendalam seperti ini. Lagu “Wakafa” bukan hanya sekedar lagu, namun juga menjadi bagian dari pengalaman spiritual yang sangat berarti dalam hidup saya.
Teringat akan pesan dari Cak Majid tentang bagaimana Almarhum Mbah Fuad sangat menyukai wirid Wakafa. Saya merasa senang karena bisa merasakan bagian dari pengalaman spiritual yang pernah dirasakan oleh Mbah Fuad. Saya juga berharap dapat mengikuti jejaknya dalam menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa syukur.
Sambil menikmati kopi dan singkong goreng, saya merenungkan kembali makna lagu “Wakafa” dan bagaimana Mbah Nun mengajarkan tentang pentingnya bersyukur dan menghargai karunia yang telah diberikan oleh Allah. Saya merasa bahwa lagu ini bukan hanya sekadar hiburan, namun juga memberikan inspirasi dan motivasi untuk hidup dengan penuh rasa syukur dan menghargai setiap momen yang saya alami.
Saya pun menutup mata dan merenungkan makna lagu ini, membiarkan diri saya tenggelam dalam perenungan yang mendalam. Dan pada akhirnya, saya merasa lebih kuat dan siap menghadapi segala ujian kehidupan dengan penuh syukur dan optimisme yang tinggi.