Tumanggal Sinau Bareng

Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng

 


Lapangan Dusun Tumanggal Banyumudal Moga Kabupaten Pemalang
Selasa, 4 Oktober 2022

Susunan acara:
19.30 Pembukaan
19.35 Pembacaan ayat suci Al-Quran
19.45 Sambutan
20.00 Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng
23.30 Penutup/doa

Sinau Bareng bersama Mbah Nun dan KiaiKanjeng ini diselenggarakan dalam rangka Dusun Tumanggal Sinau Bareng. Penyelenggara Sinau Bareng dan panitia menaruh cita-cita dan harapan besar semoga rawuhnya Mbah Nun dan KiaiKanjeng bisa menjadi jalan Cahaya, menumbuhkan Segitiga Cinta, dan semangat dalam kebersamaan.

Adapun permohonan penyelenggara kepada Mbah Nun, terutama selain doa untuk Sesepuh Dusun Tumanggal dan dalam rangka mendak 3 (1000 hari) Ayahanda kami Bapak Satam bin Sarwan, adalah agar Mbah Nun membesarkan hati anak-cucu di Dusun Tumanggal serta Pemalang pada umumnya. Mengajarkan kebersamaan. Menstimulasi kepercayaan diri dan memiliki kebanggaan menjadi penduduk tempat kami tinggal. Bangga akan Tumanggal, Pemalang dan Bangga menjadi Orang Jawa dengan kebanggaan yang tidak merendahkan yang lain, seperti menaikan Jawa tanpa menginjak selain Jawa.

Lihat juga

Dusun Tumanggal dalam kurun waktu puluhan tahun lalu adalah daerah pinggiran desa yang terpinggirkan dalam banyak segi. Masyarakatnya, terutama yang tinggal di pemukiman sekitar lapangan acara sinau bareng, dipandang sebelah mata bahkan oleh warga satu dusun di blok lain. Lengkap dengan tingkat ekonomi yang mayoritas di bawah warga-warga dusun lain di desa Banyumudal. Tahun 2000-an saja, dari 9 SD Negeri di Desa Banyumudal, hanya SD Negeri di sebelah lapangan yang masih memiliki siswa sekolah tanpa memakai sepatu.

Kondisi sekarang sudah berbeda, setelah ekonomi mulai merata dan ada beberapa perwakilan warga dusun yang namanya mulai diperhitungkan. Namun, trauma sejarah agaknya membekas dalam sikap maupun cara berpikir masyarakat. Ada semacam “balas dendam” dengan yang lain maupun “balapan” satu sama lain. Juga masih menyisakan minder pada sebagian yang lain.

Sekarang sudah banyak warga yang mengenyam pendidikan tinggi, menjadi pegawai baik negeri maupun swasta. Meski petani masih dominan, ada juga pedagang pasar dan beberapa juragan ternak, juga banyak pemuda yang merantau ke Jakarta. Bahkan lebih banyak pemuda yang merantau dibandingkan pemuda yang bekerja di daerah sendiri. Tetapi secara umum tingkat ekonomi sudah jauh berbeda dibandingkan puluhan tahun ke belakang.

Hampir seluruh warga dusun beragama Islam dengan kultur NU, yang dominan abangan dibandingkan santri, dan sangat sedikit priyayi. Tidak jauh dari kompleks lapangan banyak warga Muhammadiyah dan bahkan di RW yang sama terdapat pemukiman warga Kristen. Dalam hal kesenian, warga sekitar masih melestarikan kuda lumping. Bahkan hanya dusun ini yang memiliki kuda lumping dari banyak dusun di Desa Banyumudal maupun seluruh Kecamatan Moga.

Demikian harapan penyelenggara dan panitia, semoga Allah Swt. memberikan hidayah, keberkahan, dan jalan cahaya lantaran Maiyah dan Sinau Bareng bersama Mbah Nun dan KiaiKanjeng. Sehingga, masa lalu yang dialami tidak perlu lagi dibalas-dendami, sehingga tidak perlu ada “balapan” untuk hebat-hebatan. Dan menyongsong masa depan dengan kebersamaan.

Narasumber:

1. Mbah Nun dan KiaiKanjeng
2. M. Akmal (Tuan Rumah)
3. Isro Abdilah (keluarga)
4. Bapak Mansyur Hidayat (Plh. Bupati)
5. Habib Thoriq Al-Munawar (Ketua MWC NU)
6. Abdul Muin Malilang (PDM Muhammadiyah)
7. Pak Kapolsek
8. Pak Danramil
9. Bapak Dwijo (Tokoh Kristen)
10. Pak Camat Moga
11. Pak Kades Banyumudal

Lihat juga

Back to top button