SEKILAS MAJESKA LKMS MARET 2023

Menjelang pukul 20:45 WIB Majeska Maret 2023 mulai. Puji syukur, shalawat dan salam, serta doa-doa kami panjatkan bersama dipimpin Bib Iqbal Karanganyar yang di waktu sebelum LKMS terkreasi, sowan dan memohon perkenan ijazah dari Mbah Nun terkait penggunaan rangkaian do’a tersebut, yang alhamdulillah direstui Simbah.

“Apik. Nek kuat dilakoni, diteruske,” demikian pesan Mbah Nun kepada Bib Iqbal.  Kebetulan saya ada di lokasi yang sama dan menyaksikannya sekaligus “melu bungah”.

Sekitar 15 menit (durasi doa kami) kemudian, Bib Iqbal memulai sesi dialog, menyapa hadirin. Alhamdulillah, jumlahnya bertambah, ada 24 “gundhul” termasuk saya. Melanjutkan sapaan, saya coba cacah jiwo hadirin, karena ada wajah-wajah baru. Masing-masing memperkenalkan diri, nama siapa, tinggal di mana, berkegiatan apa. Wuelokk, lintas usia tenan! gumam saya. Ada hadirin yang usianya masih belasan, tapi juga ada yang 50-an tahun.

Sesuai rencana awal bahwa malam itu kita akan “nyoba” mengulik Tiga Serat Simbah (Keluarga Al Mutahabbina Fillah, ‘Abdan Abdiyya, Jam’iyah Pengusaha Sorga), maka hadirin dibagi menjadi 3 kelompok dengan bahasan masing-masing 1 Serat.

“Njenengan nanti nemu apapun, monggo. Nanti tercatat di papan. Apa saja, merdeka menganalisis, merdeka merespons,” kata saya (penuh semangat egaliter) kepada hadirin.

Lihat juga

“Sak udutan ya manteman. Setelah itu kita catat bareng di sini. Apakah nanti ada hubungannya dengan GEMI (Gerakan Ekonomi Minimalis) LKMS, ya ndak tau. Kita lakukan saja,” kata saya sambil membuat tabel sederhana.

Alhamdulillah, temuan teman-teman unik-unik, nggemeske sekaligus nyenengke. Ibarat bau tanah yang terguyur air hujan, seger dan khas tapi tak bisa ditiru produsen minyak wangi. Poin-poin temuan alhamdulillah tercatat di whiteboard bagian atas. Bisa Anda zoom out pada foto yang terlampir.

Sesi kedua, giliran Mas Angga memantik teman-teman dengan bahasan “nilai-nilai pokok LKMS yang menjadi pembeda dengan komunitas/paguyuban lain.”Kenapa Mas Angga yang mandu? Ya karena kami tahu beliau “aktivis” forum Diskusi Martabat. Wes ahline ahli, dan memang di teman-teman Inti LKMS ada kesepakatan tidak tertulis: yakni siapapun bisa-boleh-silahkan memimpin dan bisa dipimpin siapapun sesuai keperluan dan ketepatan. Dan Mas Angga dengan ciamiknya memandu kami.

“Seperti kata Mas Sabrang di MS Februari kemarin, nilai-nilai yang sedang kita rumuskan ini akan menjadi semacam pagar bersama. Bahwa nanti menggunakan nomor urut, artinya semakin kecil nomornya maka semakin tidak bisa diganggu gugat nilai tersebut,” kata Mas Angga.

Alhamdulillah malam itu (plus diskusi di grup WA sesudahnya) kami menemukan TIGA NILAI inti dari LKMS, dengan urutan (deret tak bisa dinego) sebagai berikut:

  1. KEKELUARGAAN

Alasan kok jadi yang pertama: ya sejak dirumuskan (Rembug di Angkringan Pakdhe, RMK, Rumah Pak Nawi) memang sepakat asas LKMS adalah kekeluargaan dengan pilar ASAH-ASIH-ASUH. Asah asih asuh di sini sifatnya dinamis. Mana yang lebih dulu (asah dulu, asih dulu, atau asuh dulu) tergantung konteksnya, karena ketiganya saling terkait dan mengait. Artinya pilar dari Kekeluargaan adalah 3 kata kerja tersebut (asih asah asuh, asuh asah asih, asah asih asuh)

  1. KEILMUAN

Keilmuan disini memiliki pilar juga 3.

– Informasi

– Aplikasi

– Evaluasi

INFORMASI: Adalah apapun itu yang masuk ke dalam diri LKMS, diterima dan dikunyah menjadi kesadaran baru yang benih dari aplikasi.

APLIKASI: Adalah apapun itu yang merupakan hasil kunyahan informasi yang kemudian dikreasikan menjadi bentuk-bentuk tindakan, laku, agenda, program bersama LKMS.

EVALUASI: Adalah apapun itu yang merupakan kelanjutan dari informasi dan aplikasi, yang kemudian dilakukan dalam rangka “njangkepi ilmu” dan kontekstualitas ilmu ke depan.

  1. KEBIJAKSANAAN

Pilar dari Kebijaksanaan adalah:

– EMPAN PAPAN  (meletakkan sesuatu pada tempatnya)

– MANFAAT MUDHARAT (mengkalkulasi, menimbang output manfaat dan mudharat, guna menemukan maslahat)

– BENAR BAIK INDAH

(apapun aplikasi dan evaluasi yang dilakukan berdasar benar baik indah yang sejati, bersumber dari AL-QUR’AN, HADIS, SUNNAH NABI)

“Tidak menutup kemungkinan jika nanti nilai-nilai LKMS ini akan bertambah atas usulan teman-teman. Jadi monggo nanti diusulkan di grup WA atau pada Majeska bulan depan,” tutup Mas Angga.

Sesi berikutnya, sebagai penyegar suasana, Kang Julak Imam berpuisi. Alhamdulillah, suasana Majeska menjadi tambah hangat dan penuh kegembiraan yang ber-nash.

Sesi ke-3, giliran Pak Je Pencak Djawi yang mengeksplorasi empon-empon dan rempah-rempah Nusantara.

“Njenengan sudah habis berapa gelas wedang segernya? Ada yang masih belum diminum? Bagaimana rasanya. Hangat di badan?” tanya beliau memulai dialog.

“Saya di sini mengajak hadirin untuk kembali nguri-uri budaya mbah-mbah kita dulu. Budaya mengkonsumsi minuman rempah-rempah untuk sehat dan waras. Kalau badan sehat, makan apa saja bisa to? Ndak harus yang mahal dan beli di tempat-tempat mahal kan?” lanjut Pak Je.

Memang, selain ahli pencak silat, Pak Je juga ahli meracik sekian puluh jenis minuman dari empon-empon yang kemudian beliau bagikan ilmu meraciknya tersebut kepada hadirin yang mau belajar, free. Sejak sore beliau sudah datang duluan ke RMK membawa seperangkat alat masak dan bahan-bahan wedang rempah. Begitu bertemu Mas Awik, langsung sat-set usung-usung ke dapur RMK. Tak lama kemudian, 8 gelas besar isi wedang rempah sudah tersaji panas.

“Segerrr Lik,” kata Mas Awik.

“Haiyess Om. Cen wuenak tur penak nang awak,” jawab saya sambil tersenyum karena Mas Awik saya lihat begitu menikmati wedang rempah Pak Je sore itu.

Singkat tulisan, malam itu kami sepakat mengagendakan WORKSHOP Wedang Rempah bersama. Untuk kapan d imana dan bagaimana, akan ada info lanjutan dari LKMS. Sebagai salah satu bentuk dari “distribusi sumber daya” di mana bingkai besarnya adalah Gerakan Ekonomi Minimalis (GEMI) LKMS.

Ngapunten, mohon ijin saya tidak mampu menuliskan semuanya. Antara ingatan saya yang terbatas dan tawaran dari saya sebetulnya. “Nek ameh komplit ngerti Majeska LKMS koyo kepiye, ya monggo njenengan bisa nyatakke dewe,”gitu manteman. Dan semoga Anda diperjalankan ke Majeska April 2023, sebab “kawruh” apapun yang Anda punya, pasti ada manfaatnya buat kami. Wassalam.

Yogyakarta, 16 Maret 2023

Lihat juga

Back to top button