REMBUG PADAT PERSIAPAN PASAR REBON 17-AN

Alhamdulillah dan Allahu Akbar tentunya. Semalam telah terlaksana rembug awal pengerucutan program GEMI LKMS (Gerakan Ekonomi Minimalis Lingkar Keluarga Mocopat Syafaat) Yogyakarta yaitu Pasar Rebon 17-an. Yup. Sesudah muncul gagasan mengadakan pasar bersama JM DIY yang kami proses di grup WA, jumpa darat menjadi tahap kedua. Lokasi di Ndalem HSO (Hello Skateboard Office) milik Mas Jerry, pada Sabtu 6 Mei 2023.

Sekira pukul 21:30 kami mulai dengan do’a bersama yang dipimpin Beib Iqbal Rekarupa. Alhamdulillah, lebih dari 10 “gundhul” yang hadir. Saya coba memulai pembicaraan terkait pasar, meski kemudian kami sepakat Pamong Pasar Rebon 17-an adalah Beib Iqbal Rekarupa.

Poin demi poin kami kumpulkan secara merdeka. Masing-masing yang hadir bebas mengemukakan pengetahuannya terkait pasar. Berikut poin-poin tersebut :

PASAR REBON 17-AN

MUKADIMAH
Pasar akhir-akhir ini relatif berkutat pada urusan ekonomi saja, padahal pasar dalam sejarah Nusantara adalah tempat bertemunya kebutuhan manusia.
Berbicara soal kebutuhan manusia, ekonomi “hanya” menjadi salah satunya, masih ada kebutuhan-kebutuhan lain, di antaranya kebutuhan tentang wawasan/pengetahuan, kebutuhan hubungan sosial/silaturahmi yang juga meliputi kebutuhan perjodohan agar tumbuh generasi berikutnya dan lestari. Pasar juga menjadi area distribusi informasi & publikasi regulasi pamong suatu wilayah/daerah (RT hingga Negara) yang efektif. Selanjutnya masih banyak fungsi pasar yang bermanfaat untuk kehidupan manusia dan semestanya.

Lihat juga

APA DAN KENAPA PASAR REBON?
Pasar Rebon adalah Etalase bersama produk/jasa (termasuk keterampilan/keahlian/ Hobi) yang dibutuhkan manusia. Gagasan Pasar Rebon lahir dari Jagongan Rebon, sebuah gelaran rutin setiap hari Rabu malam sejak April 2017 lalu.

MODEL TRANSAKSI
1. Transaksi langsung: jual beli prosuk barang/jasa di lokasi (kuliner, fasion, cenderamata, pijat, terapi, pangkas rambut, kursus, produk pertanian organik, dll), dan

2. Transaksi investasi: Menggelar demonstrasi keahlian yang dapat dilihat langsung oleh khalayak ramai yang mungkin akan dibutuhkan oleh pasar di kemudian hari. Misalnya pertunjukan seni (musik, sulap, teater, dll) workshop keterampilan (arsitek, interior, seni rupa, fotografi, pijat, pangkas rambut, dll).
Oleh karena itu, Pasar Rebon terbagi dalam 4 sub, yaitu:
1. Lapak/dagang
2. Pelatihan/workshop
3. Sosialisasi/pengenalan
4. Ekspresi & Apresiasi (pementasan)

PENGELOLAAN
Pamong akan menggunakan pola pengelolaan transparan, di mana semua aktivitas baik input maupun output dapat diakses datanya oleh siapapun. Pamong akan merilis catatan tentang semua bentuk dukungan material/non material (input) dan pengunaan/penyaluran dukungan tersebut (output).

PUBLIKASI
Pamong Pasar Rebon membuka diri untuk bekerja sama dengan media apapun baik personal/komunitas maupun lembaga/instansi.

PROYEKSI PASAR REBON 17-AN
Para pamong pasar rebon sengaja tidak membuat aturan main yang sangat rinci, karena para pamong ingin menerapkan pola tumbuh kembang bersama. Pamong membuka ruang diskusi selebar-lebarnya bagi siapa saja yang memiliki gagasan konstruktif, agar pasar ini dapat berkembang secara bertahap ke arah yang positif dari sisi aspek manfaat, keragaman produk barang/jasa yang ditampilkan hingga luasan jangkauan pasar. Hal tersebut bukanlah sebuah kebaruan. Apabila ditilisik lebih dalam, begitulah pola pasar nusantara berkembang (dimulai dari hal kecil yang dievaluasi terus-menerus untuk memaksimalkan potensi yang sudah ada maupun yang akan diupayakan).

KONSEPTOR DAN PELAKSANA
Sebagai ikhtiar bersama yang nanti akan melibatkan berbagai pihak, maka Tim Kondang (Konsep + Tandang) Pasar Rebon 17-an kami upayakan bentuk sesuai kesanggupan dan kemmpuan anggota Keluarga Besar LKMS DIY.

PEKERJAAN RUMAH BERSAMA
Beberapa hal teknis kemudian kami bicarakan lebih lanjut, termasuk lokasi yang rencananya di seputaran TKIT Alhamdulillah. Ada banyak komponen yang mesti kami “sowani dan srawungi” terhitung sejak hari ini. Mohon do’anya teman-teman, semoga Allah Swt. mempermudah langkah kami hingga hari H pelaksanaan, insyaAllah 17 Mei 2023.

Akhir kata, empat jam bersama Mbah Pur (suara kereta api ngetan-ngulon) mungkin adalah “clue” dari keseriusan yang harus kami jalankan dan jalani. Bismillah, sungguh kami (Keluarga Besar LKMS DIY) menyadari bahwa ikhtiar ini akan bertemu tantangan dan goda. Semoga atas perkenan-Nya kami mampu mengarunginya bersama-sama, aamin.

BARAT FLY OVER JANTI, 6 Mei 2023.

Lihat juga

Back to top button