PERJALANAN MENYENANGKAN SINAU BARENG KANJENG SEMERU
Beberapa waktu lalu, tepat di akhir tahun tanggal 31 Desember 2022, kami perwakilan Keluarga Rumah Maiyah Al-Manhal Malang menghadiri Sinau Bareng dengan saudara-saudara Mentari Fajar di Rumah Jonggring Saloka, Oro-oro Ombo Lumajang, tepat di bawah kaki Kanjeng Gunung Semeru. Kami berangkat sekitar pukul10 pagi, dan tiba di sana sekitar pukul 14 siang. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kami untuk bisa merayakan malam tahun baru dengan bermunajat dan belajar bersama tentang Kanjeng Gunung Semeru.
Jujur saja, tepat sehari sebelum keberangkatan memenuhi undangan tersebut, kami sempat mengalami kebuntuan dan hampir tidak dapat memenuhi undangan dari saudara Mentari Fajar. Mobil yang sebelumnya sudah direncanakan untuk dipakai berangkat ke Lumajang, karena satu dan lain hal tidak dapat dipergunakan untuk berangkat. Kami sempat “gupuh” mencari kendaraan sesegera mungkin, mengingat informasi tersebut baru kami dapati di sore menuju malam, sebelum keberangkatan kami di pagi harinya. Namun Abah Haris, atau yang lebih banyak disebut dengan Cak Kaji, tidak menyerah untuk terus berusaha mencarikan kami kendaraan. Alhamdulillah, Allah akhirnya memberi jalan keluar di pucuk kebuntuan kami, saat hari sudah semakin malam.
Perjalanan kali ini terasa sangat istimewa, setidaknya bagi penulis sendiri yang merasakannya, dan mungkin juga dirasakan oleh teman-teman yang lainnya. Sejenak mengistirahatkan diri dari hiruk pikuk kota Malang, menuju tenangnya suasana di kaki Gunung Semeru Lumajang. Sepanjang beraktivitas di Rumah Jonggring Saloka, kami banyak menemukan pelajaran baru, dan tak henti-hentinya mengucap syukur. Jika saja saat itu kami menyerah untuk mencari kendaraan baru, dan tidak dapat menghadiri undangan Sinau Bareng ini, mungkin malam tahun baru kami di Malang juga tak akan semenyenangkan ini.
Kami sempat diajak berjalan-jalan melihat jalur lahar dari Gunung Semeru, sembari menyapa dan berdoa untuk Kanjeng Semeru serta para kekasih Allah yang turut menjaga keberlangsungan hidup dan kebaikan lingkungan di sekitar kaki Semeru, baik yang nampak maupun tidak tampak. Banyak cerita yang kami dapatkan. Salah satunya adalah mengenai keterangan tentang daerah-daerah sekitar yang terdampak, dan juga kondisi saat ini setelah semuanya mulai membaik. Mas Novan, sebagai salah satu relawan pada peristiwa tahun 2020 dan 2021 lalu, banyak bercerita kepada kami tentang kondisi pada saat itu. Saya termasuk salah satu yang beruntung juga karena mendapatkan banyak cerita dari beliau sepanjang jalan menuju jalur lahar Gunung Semeru.
Malam harinya, kami memulai Sinau Bareng ini untuk bercerita lebih banyak tentang kondisi masyarakat sekitar serta untuk mengenal lebih dekat tentang Kanjeng Semeru. Cerita seputar dinamika kondisi Kanjeng Semeru, mulai dari peristiwa tahun 1901 dan 1909 yang diceritakan secara turun temurun, kemudian tahun 1981, hingga tahun 2020 dan 2021 lalu. Banyak hal yang saya dapatkan dari sinau bareng ini dan nantinya akan kami paparkan dalam sebuah tulisan yang terpisah. Menjelang tengah malam, kami menutup sinau bareng dengan makan bersama, sebelum kemudian melaksanakan Tawashshulan dan Doa Bersama untuk Kanjeng Semeru, para kekasih Allah, dan paku bumi yang ada di sekitar Gunung Semeru, semoga kami selalu mendapat keberlimpahan rahmat dan kasih sayang Allah, serta segala hajat saudara-saudara Maiyah dapat tersampaikan pada-Nya.
Akhir kata, banyak-banyak terimakasih kami ucapkan kepada saudara-saudara Maiyah Mentari Fajar dan Omah Jonggring Saloka Lumajang, dan beberapa teman dari Jembaring Manah Jember dan Bromo Probolinggo yang turut hadir, Cak Solikin, juga Cak Rumpun sebagai tuan rumah yang telah memberikan jamuan yang sangat istimewa, semoga Allah memberikan balasan yang terbaik dan semoga silaturahmi ini dapat selalu terjaga. Kami akan selalu menunggu kedatangan saudara-saudara di Rumah Maiyah Al-Manhal untuk kembali melanjutkan Sinau Bareng Paseduluran.