NGGAYUH SYAFAAT
Dulur, di tengah kerinduan akan kehadiran kembali Mbah Nun di tengah-tengah kita, seraya tanpa putus kita bermohon pada Allah untuk kesembuhan beliau, mari kita mencicil ulang pemahaman, pendalaman, penggalian dan penghayatan atas berbagai aliran ilmu yang beliau berikan sebagai sangu kita mengarungi hidup. Salah satu ilmu dasar Maiyah ialah – ada yang mengklasifikasikannya sebagai revolusi teologis – konsepsi Maiyah Cinta Segitiga.
Mbah Nun sendiri dalam salah satu pesannya lebih dari satu dekade yang silam, pernah mengamanatkan ; Mulai hari-hari ini, ingat-ingat kembali, gali, perdalam, diskusikan, ijtihadi bersama Ilmu Dasar Maiyah CINTA SEGITIGA, Tafsir Maiyah tentang Syafaat Rasulullah Muhammad SAW.
Sebagai salah satu pintu mendekati ihwal syafaat ini, mari bersama kita simak salah satu hadits yang cukup panjang sebagai berikut :
“Di hari kiamat, saya adalah sayyidnya manusia. Apakah kalian tahu, apa derajat sayyid itu? Allah telah mengumpulkan umat-umat terdahulu sampai umat-umat yang terakhir di satu tempat yang tinggi, maka orang yang memandang bisa melihat mereka, dan orang yang memanggil-manggil bisa memperdengarkan kepada mereka, matahari pun dekat dengan ubun-ubun manusia, sehingga manusia benar-benar sampai di puncak kesedihan yang mereka tidak sanggup menahannya dan tidak mampu memikulnya. Maka sebagian manusia berkata kepada sebagian yang lain, ‘Tidakkah kalian melihat keadaan kalian sekarang ini? Tidakkah kalian melihat apa yang telah sampai kepada kalian? Tidakkah kalian melihat orang yang bisa memberikan syafaat kalian kepada Tuhan kalian?’. Maka sebagian manusia mengatakan kepada sebagian yang lain, ‘Datanglah kepada Nabi Adam!’. Lalu mereka datang kepada Nabi Adam as. dan mereka mengatakan, ”Wahai Adam, kamu adalah bapak semua manusia, Allah telah menciptakan kamu dengan kekuasaan-Nya, meniupkan ruhmu dari ruh-Nya, memerintahkan malaikat, lalu bersujud kepadamu, dan pernah menempatkan kamu di surga, maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu. Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’.
Maka Nabi Adam as. Berkata, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi. Sesungguhnya Dia melarangku dari pohon, lalu saya mendurhakainya, saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Nuh’. Lalu mereka datang kepada Nabi Nuh as. Lalu mereka mengatakan, ‘Wahai Nuh, kamu adalah Rasul pertama yang diutus kepada penduduk bumi, dan Allah memberimu nama hamba yang banyak bersyukur. Maukah kamu memberikan syafaat untuk kami kepada Tuhanmu, tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’.
Maka Nabi Nuh as. berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka dengan murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi. Sesungguhnya saya mempunyai doa yang saya doakan untuk kaumku, saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim’. Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim as., lalu mengatakan, ‘Kamu adalah Nabi Allah, dan kekasih-Nya dari penduduk bumi, maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu! Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’. Maka Nabi Ibrahim as. berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka dengan murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi. Sesungguhnya saya pernah berbohong tiga kali, lalu menyebutkannya. saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Musa!’.
Maka mereka mendatangi Nabi Musa as., lalu mengatakan, ‘Wahai Musa, kamu adalah utusan Allah, dan Allah telah memberikan keutamaan kepadamu melebih manusia dengan risalah-Nya dan dengan berbicara dengan-Nya, maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu! Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’. Maka Nabi Musa as. berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka dengan murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi”. Sesungguhnya saya pernah membunuh seseorang yang saya tidak diperintahkan untuk membunuhnya, saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Isa!’. Maka mereka mendatangi Nabi Isa as., lalu mengatakan, ‘Wahai Isa, kamu adalah Rasul Allah dan kalimat-Nya yang diberikan kepada Maryam dan kamu adalah ruh dari-Nya, dan kamu bisa berbicara dengan manusia di dalam kandungan perut ibunya. Maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu! Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’. Maka Nabi Isa as. berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka dengan murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi’. Nabi Isa as. tidak menyebutkan satu dosapun. Saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad!’.
Maka mereka mendatangiku, lalu mengatakan, “Wahai Muhammad, engkau adalah Rasul Allah, dan Nabi yang terakhir, dan Allah telah mengampuni dosamu yang telah lewat dan yang akan datang, maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu! Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’. Maka saya berangkat mendatangi tempat di bawah ‘Arsy, maka saya langsung bersujud kepada Tuhanku, kemudian Allah membukakan untukku sesuatu yang belum pernah dibukakan kepada siapapun sebelumku, dan memberikan ilham kepadaku dari pujian-pujian-Nya dan sanjungan-Nya yang bagus, kemudian berfirman, ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, maka kamu akan diberi, mintalah syafaat, maka kamu akan diberi syafaat’. Saya angkat kepalaku, lalu saya katakan, ‘Wahai Tuhanku, umatku, wahai Tuhanku umatku, wahai Tuhanku”. Maka difirmankan, ”Wahai Muhammad, masukkanlah umatmu ke surga seperti orang yang masuk surga tanpa hisab, dari pintu kanannya pintu-pintu surga. Mereka adalah para teman orang-orang yang masuk surga dari pintu selain itu”. Demi Allah Yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya lebarnya pintu-pintu surga itu seperti jarak antara Makkah dan Hajar, atau seperti Makkah dan Bushra’”
Demikian digambarkan betapa di tengah puncak kepedihan, kesengsaraan dan kegetiran hari kiamat, seluruh umat manusia berusaha mencari pertolongan. Semua pintu pertolongan tertutup, kecuali pintu Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana halnya kemudian jika kepedihan dan kesengsaraan itu sedang berlangsung tidak kelak di yaumil qiyamah, tapi senyatanya hadir di keseharian kita, sekarang?!
Dulur, mari melingkar kembali untuk menghayati ruang muhasabah sekaligus pengembaraan ilmu, di Majelis Ilmu Telulikuran Edisi ke-84, dengan pintu sekaligus payung tema “Nggayuh Syafaat”, pada :
Kamis, 04 Januari 2024
Pukul 19.23 WIB
Di Balai Desa Racikulon
Ds. Racikulon Kec. Sidayu, Kab. Gresik
(Redaksi Damar Kedhaton)