MENSYUKURI YANG TUHAN BERI, MENGARIFI YANG KITA DAPATI
Pada kesempatan Tadabburan beberapa waktu yang lalu, tepatnya hari Senin 5 Desember 2022, kami mendapat pelajaran dan hikmah baru melalui sebuah ayat yang dipilih oleh Mbah Fuad.
Surat Al Baqarah Ayat 216
كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian; dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.
Sejatinya, secara Asbabun Nuzul, ayat ini diturunkan berkenaan dengan perintah perang. Yang mana tentu saja perang dan pertumpahan darah adalah sesuatu yang umat Islam benci pada saat itu. Tetapi perang tersebut amatlah baik bagi umat Islam, dalam rangka menjaga agama, yang menjadi dasar utama dalam maqashidus syari’ah.
Akan tetapi, dengan kebesaran Al-Qur’an itu sendiri, meski kita tidak sedang dalam kondisi yang mengharuskan untuk berperang, kutipan ayat ini dapat memberikan pesan yang sama untuk kita.
عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ
Bisa jadi yang kamu benci adalah sesuatu yang baik bagimu, dan bisa jadi sesuatu yang kamu senangi adalah sesuatu yang buruk bagimu.
Dengan mengelaborasi dan mengaitkan ayat ini dalam kehidupan sehari-hari, kita akan memahami bahwa Allah ingin menegur kita secara halus. Yang kita benci, dan barangkali juga yang sedang menimpa kita saat ini, adalah sebuah bentuk kebaikan yang Allah berikan secara tersembunyi. Yang kita senangi, dan hal-hal yang menyenangkan namun belum mampu kita capai, bisa jadi juga di dalamnya ada keburukan yang Allah tidak ingin kita tertimpa keburukan tersebut.
Betapa ayat ini menyadarkan dan menjadi penguat bagi kawan-kawan jama’ah, yang kesemuanya memiliki pengalaman uniknya tersendiri berkenaan dengan ayat ini. Allah ingin menanamkan pesannya bahwa kondisi yang kita hadapi sekarang ini, tidak lain dan tidak bukan adalah atas izin Allah. Allah ingin kita menyadari, bahwa ada sebuah kekuatan besar yang mengatur semuanya, ia lebih mengetahui semuanya, yang mana hal tersebut berada jauh diluar kendali manusia, dan ia adalah Qudrat-Allah itu sendiri
Maka benar saja apa yang dikatakan Mbah Nun, “Dalam hidup yang rahasia itulah yang nikmat, kita jangan memaksakan yang rahasia itu datang dengan segera, dengan sesuai prakiraan kita, sebab yang rahasia itulah yang merupakan bagian dari manis dan pahitnya hidup.”
Jangan sampai kita terus berharap bahwa kehidupan kita akan terus sesuai dengan keinginan dan ekspektasi kita, karena yang paling mengetahui bagaimana seharusnya kehidupan, adalah Sang Pemberi Hidup itu sendiri. Yang menjadikan kita terasa “hidup”, juga salah satunya adalah ketika sesuatu berjalan tidak sesuai kehendak kita, dan bagaimana upaya kita untuk menghadapi hal tersebut.