MEMAKNAI KAMARDIKAN
Alhamdulillah untuk pelaksanaan rutinan edisi September 2023 kali ini yang berlokasi di Dusun Krajan, Desa Drenges, Kertosono terasa semarak, meski sebelum waktu acara kami sempat bingung karena marja’ Tasawwuf Cinta kemungkinan tidak bisa hadir. Tapi Alhamdulillah sekitar pukul 12.00 WIB Sabtu siangnya Pak Mahmud memberitahu saget hadir meski agak malam datangnya karena ada acara di Surabaya.
Begitupun dengan Pak Busthanul Arifin yang alhamdulillah juga bisa hadir malamnya meskipun jauh-jauh ada acara di Jakarta beliau sempatkan untuk hadir meskipun malam juga hadirnya.
Rutinan kali ini terasa komplet karena dari tuan rumah sendiri mulai remaja masjid, karangtaruna, Banser, ibu-ibu dan bapak-bapak, bahkan anak-anak komunitas Syekher Mania ikut hadir bahu-membahu untuk terlaksananya acara dari awal hingga akhir.
Acara pun berjalan seperti biasa dengan diiringi Gamelan musik Kiai Anom Kusumo.
Pada sesi diskusi dan tanya jawab, pemuda karangtaruna setempat ikut berbicara, “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa” seperti yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945 yang sekarang jarang dibacakan lagi.
Tambah malam angin pun menambah dinginnya suasana, tapi tidak menyurutkan antusiasme semua yang hadir. Kali ini Kang Bisri berpendapat bahwa kemerdekaan itu kalau rakyatnya telah melaksanakan Firman Alllah Swt. dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 96. “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa. Pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat kami) maka kami siksa nereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Sedangkan Pak Bustanul Arifin menceritakan sekilas bahwa Pangeran Diponegoro dahulu pernah singgah di Dusun Bangsri dan Drenges (bumi yang pernah disinggahi para walinya Allah InsyaAllah mbarokahi). Dan terakhir Pak Sulisno berpendapat bahwa merdeka itu bebas mengeluarkan pendapat tetapi harus mengedepankan akhlak dalam penyampaiannya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Banyak petuah yang bisa kita ambil manfaatnya. Acara pun ditutup do’a oleh Bapak Mahmud lalu dilanjutkan dengan saling bersalaman.
Alhamdulillah semua gembira, semua merasa merdeka dengan caranya masing-masing mulai dari yang muda, ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak komunitas Syecher Mania bersatu di malam itu.
(Redaksi Tasawwuf Cinta)