MANUSIA ADALAH MAKHLUK KONDUSIF 

Al-Qur’an surat Al-Qasas Ayat 77 menyatakan wabtaghi fiima aatakallahud daarol akhirota wala tansa nashiibaka minad dunya. Sebagaimana sering kita simak dari penuturan Mbah Nun, melalui ayat ini Allah menunjukkan bahwa sejatinya di dalam hidup ini manusia harus mengarahkan perjalanannya menuju Allah (darul Akhiroh). Tetapi, Allah berpesan, dalam perjuangan menuju akhirat hendaknya kita tidak lupa “nashib” kita di dunia. Sangat jelas bahwa dunia dan akhirat adalah satu keterkaitan (arah) dengan beberapa kemungkinan maknanya.

Salah satu maknanya pernah dikemukakan Mbah Nun saat Sinau Bareng bersama BMPD (Badan Musyawarah Perbankan Daerah) di Semarang delapan tahun silam, 30 Oktober 2014. Menjelaskan ayat di atas, di depan insan perbankan tersebut, Mbah Nun mengatakan bahwa manusia itu makhluk yang kondusif, dalam arti apabila kita sebagai manusia sibuk dengan berpikir bagaimana melayani orang lain dengan sebaik-baiknya, dan hal itu membuat orang lain tersebut bersyukur atas apa yang kita lakukan atau berikan, maka uang atau rezeki akan berebut mendatangi kita. Niat melayani orang dengan baik bisa dikatakan sebagai bernilai akhirat, dan rezeki yang didapat merupakan “nashib” di dunia. Jika kita sibuk dengan tujuan yang bernilai akhirat dengan benar dan tulus, maka kita sebagai manusia akan kondusif terhadap rezeki dan limpahan barokah dari Allah. 

Lihat juga

Back to top button