Doa dari Pemalang untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Berselang tiga hari dari Tragedi Kanjuruhan, pada Selasa 4 Oktober 2022 Mbah Nun dan KiaiKanjeng berada di dusun Tumanggal, Banyu Mudal, Moga, Pemalang untuk Sinau Bareng di sana. Dalam Sinau Bareng bersama masyarakat Tumanggal dan jamaah yang datang dari banyak tempat di Pemalang dan sekitarnya, Mbah Nun memulai acara Sinau Bareng pukul 20.00 WIB dengan mengajak semua hadirin menghaturkan doa untuk para suporter Arema yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan Malang 1 Oktober 2022.
Mbah Nun mendoakan mudah-mudahan Allah menerima mereka sebagai anak-anak yang oleh Allah tidak dianggap sebagai orang-orang yang berdosa, melainkan sebagai orang-orang yang tidak bersalah dan tidak berdosa. Menurut Mbah Nun, apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan itu tidak tepat disebut sebagai tragedi sepakbola, dan lebih tidak tepat pula disebut sebagai Tragedi suporter. Yang terjadi, menurut Mbah Nun, adalah “Kita tidak siap sebagai negara untuk sewaktu-waktu harus menghadapi keadaan seperti itu. Para suporter itu menjadi korban dari ketidaksiapan negara.”
Dengan berpedoman dan mengimani kebenaran ayat Al-Qur’an surat Ali-Imron ayat 169 “Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki.” Mbah Nun mengajak semua hadirin berdoa agar arwah mereka diterima Allah sebagai korban yang tidak bisa mengelak dari keadaan yang tidak bisa mereka antisipasi. ”Mudah-mudahan anak-anakku di Kanjuruhan itu, seperti janji Allah, mereka tidak mati, tetapi hidup dengan hidup yang sejati.”