Cara Mbah Nun Memahami Shalawat Asyghil
Selain shalawat Nariyah, shalawat yang sering dilantunkan bersama jamaah Sinau Bareng adalah shalawat Asyghil. Kedua shalawat ini sangat populer di dalam masyarakat muslim dan sering dibaca dalam banyak kesempatan. Saat Sinau Bareng di Jepara (9/10), shalawat Asyghil dibaca saat awal acara berbarengan nomor Pambuko dari KiaiKanjeng. Semua jamaah yang notabene sudah hapal, diajak bareng-bareng melantunkannya.
Shalawat Asyghil berbunyi Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa asghilidh dhalimin bidh dhalimin wa akhrijna min bainihim salimin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan sibukkanlah orang dhalim dengan orang dhalim dan keluarkanlah kami dari di antara mereka dalam keadaan selamat, dan shalawat yang sama juga Engkau limpahkan kepada segenap keluarga dan sahabat Sayyidina Muhammad.
Selesai bersama-sama melantunkan shalawat Asyghil ini, Mbah Nun menerangkan insyaAllah harapan dan doa dalam shalawat Asyghil ini sudah kita capai. Mbah Nun mengatakan, kita semua yang berkumpul di sini insyaAllah punya hati yang baik dan tidak ada yang punya niat untuk dhalim. Kalau kita berkumpul di sini dengan hati yang demikian itu sebenarnya itu juga berarti kita dikeluarkan dari orang-orang dholim, dan harapan Mbah Nun semoga itu juga berarti dikeluarkan dari orang-orang dhalim se-Indonesia.
Dengan penjelasan di atas, Mbah Nun memberikan satu keyakinan dan khusnudldlan bahwa kalau kita rajin berkumpul, sinau bareng, melingkar bersama, dengan niat dan hati yang baik, hal itu berarti kita mencoba mewujudkan bahwa kita, pertama, tidak termasuk ke dalam orang-orang yang dhalim sekaligus, kedua, itu berarti kita bersama-sama mengkondisikan diri untuk berada pada keadaan dikeluarkan oleh Allah dari orang-orang dhalim. Demikianlah arti penting berkumpul dan melingkar bersama dengan niat dan hati yang baik dilihat dalam perspektif shalawat Asyghil.[]