SINAU KERIS, DAMAR KEDHATON GRESIK STUDY TOUR KE SURABAYA

Dalam pertemuan yang berlangsung antara jamaah Maiyah Damar Kedhaton Gresik dengan Ketua Pecinta Tosan Aji dan Pusaka (Pataka) Surabaya, Moch. Mansur Hidayat atau Gus Dayat, banyak wawasan baru mengenai budaya dan keris yang didapatkan.

Pertemuan ini berlangsung pada, Sabtu 14 Oktober 2023. Beberapa sedulur Maiyah berkunjung ke rumah Gus Dayat yang berada di Jalan Pabrik kulit No 32 Wonocolo, Surabaya. Pertemuan ini diadakan dengan tujuan untuk mempelajari lebih dalam mengenai keris dan tosan aji, terlebih ini merupakan bagian dari menyambung tali persaudaraan.

Dalam pertemuan tersebut, Gus Dayat memberikan banyak ilmu mengenai pembuatan tosan aji dan keris. Dalam proses pembuatan tosan aji, Gus Dayat menjelaskan bahwa dimulai dengan menambang pasir dan memilah pasir yang mengandung besi dan yang tidak mengandung besi. Setelah itu, pasir dipanaskan dengan suhu tertentu untuk membentuk biji besi. Proses pembuatan dan penempaan keris juga kadang melibatkan kandungan selain besi.

Melalui penjelasan ini, peserta pertemuan menjadi terinspirasi dan memikirkan bagaimana nenek moyang kita dulu memulai teknologi pembuatan besi dan logam. Hal ini membuat mereka merasa bangga dengan negara dan nenek moyang bangsa yang mampu mengolah besi dan logam pada masa itu.

Selain itu, dalam pertemuan ini juga dibahas mengenai makna dan fungsi keris. Gus Dayat menjelaskan bahwa kata “keris” berasal dari sinengker karono aris yang berarti kebijaksanaan yang tersembunyi. Keris juga dapat diartikan sebagai alat untuk menghunus atau menghunjam.

Namun, dengan bergantinya zaman dan kebiasaan orang Jawa yang suka memberikan nasehat melalui sanepan atau pesan-pesan tersembunyi, keris juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut.

Beberapa cerita mengenai keris juga disampaikan, seperti keris Kyai Sangkelat yang dikisahkan terciptanya karena kemarahan hati dan keris Kyai Kopek yang memiliki makna ketika menjadi raja, bicara harus memiliki guna untuk mendapatkan berkah. Selain itu, juga terdapat keris Singo Barong yang digunakan sebagai tanda jabatan.

Melalui pertemuan ini, jamaah Maiyah Damar Kedhaton Gresik mendapatkan wawasan baru mengenai budaya dan keris. Mereka menyadari betapa pentingnya menjaga dan mempelajari budaya sebagai identitas dan martabat bangsa.

Dari sinilah akhirnya keris yang berfungsi sebagai nasihat, wejangan, dan pitutur akan selalu diajeni oleh sang pemilik, karena mengingatkan sang pemilik pada nasehat yang diberikan atau pada proses pembuatannya, dari sinilah yang awalnya keris sebagai fungsi nasihat beralih menjadi pusaka.

Gus Dayat juga menegaskan kepada teman-teman Damar Kedhaton bahwa tidak semua keris itu dapat menjadi pusaka, begitu pula sebaliknya, tidak semua pusaka itu merupakan keris.

Pertemuan tersebut berlangsung dengan penuh kemesraan dan keganyengan rasa cinta terhadap budaya. Dulur yang hadir juga mengakhiri pertemuan dengan berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.

Lihat juga

Back to top button