TAWASHSHULAN LINGKAR MAIYAH SEDULUR PASURUAN UNTUK MBAH NUN

(Mukaddimah, Tawashshulan: Dari anak putu untuk Mbah Nun)

Gelombang Maiyah dialirkan oleh Allah memasuki ruang berpikir, menembus hati, menyelinap dalam relung jiwa. Ia menyentuh setiap inci sel-sel kesadaran hidup, mengalir dalam darah, menemani dinamika perjalanan kesadaran. Maiyah selalu tegak dalam ordinat tauhid bersama Allah dan Rasulullah, melintasi ruang dan waktu, merangkul setiap generasi.

Tidak dijadikan manusia dan jin melainkan untuk menghamba kepada Allah, begitu yang tersurat dalam kitab suci. Bukan kekuatan, kekayaan, kekuasaan, posisi jabatan, koneksi, atau kepintaran. Posisi tertinggi seorang hamba adalah dengan bersimpuh, menyungkur sujud kepada Rabbnya dalam posisi serendah rendahnya.

Allah Yang Mahakuasa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, telah berfirman bahwa Dia dekat dengan manusia dan akan mengabulkan permohonan orang-orang yang berdoa kepada-Nya.

Mari kita melingkar bersama untuk menghaturkan, mendekatkan diri dengan halus, berdoa memohon kepada Sang Maha Penguasa tentang sesuatu hal yang manusia tidak bisa mengatasi. Iguh untuk mengenali Maha Penguasa atas segala-galanya. Memohon kepada Allah agar berkenan mengirim tentara-tentara-Nya untuk mengatasi masalah yang manusia tidak mampu menyelesaikannya. Mengalirkan pernyataan ketidakberdayaan kita di hadapan Allah, memohon ampun kepada Allah. Sepenuh hati kita memfanakan diri kita, mengosongkan jiwa, memasrahkan, menerima dan ridho kepada apapun yang ditetapkan oleh Allah.

Tawashshulan
(Dari anak putu untuk Mbah Nun)
“Merangkai Cahaya Awal Warsa”
Ikut membersamai :
Gawat Darurat Sholawat & Musik Sholawat Padhang Howo

Lihat juga

19 Juli 2023 Pukul 20:00
TNB Cafe, Ngemplak Prigen
Kabupaten Pasuruan

Lihat juga

Back to top button