VIRALISME

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Paseban Majapahit Mojokerto Edisi Desember 2024)

Mem-viral-kan “sesuatu” kini sudah menjadi sebuah jalan kegembiraan, kebahagiaan, dan prestasi tersendiri bagi sebagian kalangan. Jika tidak viral maka seolah dihinggapi oleh rasa ketidakberdayaan, kehampaan, bahkan dianggap tidak ada. Aku viral maka aku ada.

Kita seolah terjebak dalam tata nilai dan budaya yang disebut “Viralisme”. Menganggap sesuatu yang viral adalah hal yang sangat penting untuk diketahui. Sementara yang tidak viral kita anggap sebagai angin lalu. Nggak penting untuk diketahui.

Konten-konten bertebaran menyedot banyak perhatian. Semua berlomba-lomba biar bisa menjadi viral. Hal yang sudah viral tidak dipedulikan lagi, apakah itu hal nyata atau cuma rekayasa. Objektivitas dan logika ambyar. Viral atau tidak viral acapkali menjadi ukuran pembenar. Bahkan banyak pula yang melampaui batas-batas kepantasan.

Begitulah viralisme merasuk sampai ke ruang-ruang pribadi. Halus dan tak terbendung lagi.

Bahkan tulisan ini bisa saja punya maksud tersembunyi, biar viral. Atau bisa saja diviralkan.

Lihat juga

Istilah viral makin populer sejak mulai digunakan tahun 2009. Secara bahasa memiliki dua arti. Pertama: segala sesuatu yang berhubungan dengan virus. Kedua: penyebaran gambar, video, atau lainnya, antar pengguna internet yang meluas dengan cepat seperti virus.

Berbekal nilai-nilai Maiyah yang terus berkembang dalam diri, mari sejenak kita oncèki apa yang terjadi secara lebih utuh dan jangkep. Dari berbagai cara, sudut, jarak, serta resolusi pandang yang kita miliki. Bareng-bareng kita tadabburi fenomena ini.

Apa sisi positif dan negatifnya? Apa efek baik dan buruknya? Apa manfaat dan mudaratnya?

Dan pada akhirnya, bagaimana kita menyikapi fenomena dan budaya viralisme itu?

Yang pasti, Masyarakat Maiyah terus melatih kesadaran diri, bahwa yang harus dan wajib selalu di-viral-kan hanyalah Allah dan Rasulullah. Yang selalu dipuja dan dicintai sejak di dunia ini hingga di akhirat nanti. Amiin, insya Allah. Wallahu a’lam bishawab.

(Redaksi Paseban Majapahit)

Lihat juga

Lihat juga
Close
Back to top button