STRATEGIC THINKING DAN MEREVOLUSI STRATEGI PEMASARAN
(Liputan Workshop Berdaya Bersama Mandiri Berekonomi kolaborasi Diplomat Success Challenge Wismilak Foundation dengan caknun.com dan Majelis Ilmu Maiyah Bangbang Wetan Surabaya, Balai Pemuda Surabaya, Jumat 11 Agustus 2023)
Pada sesi kedua setelah istirahat shalat Jumat dan makan siang, Mas Helmi sebagai narasumber pertama menyampaikan perihal strategic thinking. Terlebih dahulu, Mas Helmi memaparkan berbagai macam cara berpikir yang pernah disampaikan dan dicontohkan Mbah Nun dalam banyak Sinau Bareng. Pertama, berpikir asosiasi. Berpikir asosiasi adalah melihat sesuatu sambil mengingat rangkaian di belakang sesuatu dan sesudahnya pada sesuatu itu. Kemampuan mengurut di belakang dan di depannya adalah kemampuan berpikir asosiasi.
Kedua, berpikir melihat suatu hal tidak boleh lupa suatu hal lainnya. Misal kita melihat hidung tidak lupa pada pipi, mata, dan telinga yang berada di lingkungan terdekat hidung.
Ketiga, berpikir melihat satu hal dengan menemukan prinsip atau substansi di dalamnya tertemukan juga pada hal-hal lain. Misalnya ketika melihat keindahan lukisan, melihat pula keindahan yang sama pada hal yang lain sepert sepak bola, musik, dan lain-lain.
Keempat, berpikir spektrum atau gelembung. Berpikir spektrum adalah melihat lingkup terbesar dan terkecilnya dari suatu hal.
Kelima, berpikir komprehensif. Berpikir komprehensif adalah dengan mengembangkan banyak aspek. Misalnya melihat kebudayaan tidak terpisah dengan agama dan politik.
Keenam, berpikir dengan melihat sesuatu dengan perspektif adanya tujuan/ghayah dan cara/wasilah. Berpikir dengan tujuan dan cara inilah disebut oleh ilmuwan dengan strategic thinking.
Mas Helmi mengibaratkan, kita hendak pergi ke Mojokerto. Strategic thinking-nya adalah kita memiliki beberapa opsi rute yang bisa ditempuh menuju Mojokerto. Dalam banyak hal, termasuk konteks kegiatan usaha/ekonomi, strategic thinking dapat dipakai sebagai salah satu pendekatan dalam memahami berbagai kondisi atau melekakukan problem solving.
Pengetahuan tentang opsi atau rute menjadi penting. Kesadaran dengan tujuan dan cara adalah dasar stategic thinking. Bagian terpentingnya adalah tujuan dan keadaan kita mau bagaimana di masa depan. Kita menginginkan masa depan seperti apa. Jadi kita mengimajinasikan masa depan yang kita harapkan, memperkirakan untuk mencapai masa depan menjadi penting.
Tentang tujuan, Mas Helmi merefleksikan bahwa kita di dalam masyarakat punya ciri paling gampang menetapkan tujuan. Sebagai contoh, ketika berkumpul satu sama lain entah lantaran kesamaan latar belakang atau hobi. Dari awalnya sekadar ngumpul, lama kelamaan pasti akan ada yang bertanya: mau dibawa ke mana kumpulan kita ini. Uniknya, pada saat yang sama nanti di tengah jalan kita juga gampang lupa tujuan yang sudah ditetapkan itu.
Mas Helmi berpesan bahwa terampil menetapkan tujuan penting diedukasikan juga kepada anak kita. Lebih efektif menjalani hidup kalau ada tujuan. Berkaitan dengan tujuan ini, ada beberapa terampil diantaranya terampil tidak gampang lupa tujuan, terampil cepat kembali ke tujuan, dan terampil memperbarui tujuan. Serta, yang utama terampil menyadari bahwa tujuan itu membutuhkan cara atau metode.
Mas Helmi juga mengimbuhkan bahwa rajin meneliti dan mencermati memperbanyak kita mendapatkan opsi-opsi yang dibutuhkan dalam strategic thinking. Kebiasaan meletakkan informasi yang banyak adalah sebagai opsi kita menempuh tujuan.
Merevolusi Strategi Pemasaran
Tiba pada sesi merevolusi strategi pemasaran. Sebelum Mas Edric menerangkan panjang lebar tentang merevolusi strategi pemasaran, Mas Edric meminta panitia untuk membawa produk usaha peserta untuk di-display di depan panggung.
Selanjutnya Mas Edric merespons apa yang disampaikan Mas Helmi soal tujuan dengan melempar pertanyaan ke peserta: lebih gampang menentukan tujuan, atau cari tahu dulu posisi kita dimana? Mas Edric sharing pengalamannya bahwa kita lebih mudah menentukan tujuan dengan melihat dulu kekuatan dan kemampuan kita supaya bisa mengukur kelemahan kita. Kalau kita sudah tahu tujuan, akan mempermudah proses kita mengetahui posisi kita dimana.
Pemasaran digital terjadi karena perubahan gawai. Kalau melihat tool pemasaran di media sosial, tool Facebook itu tipikal audiennya 25 tahun ke atas. Kalau kita mencari audien 25 tahun ke atas, ya di Facebook. Kontennya kebanyakan di gambar dan video. 90% aksesnya melalui handphone maka buatlah tulisan jangan yang panjang-panjang.
Beda dengan tool Instagram. Instagram mayoritas penggunanya 52 % perempuan dan laki-laki 48%. Tempat pemuda untuk membangun citra. Tips dan triknya pakai 3-6 hastag yang banyak dicari orang dalam setiap postingan. Minimal akuisi satu layar penuh username akun dengan postingan ukuran gambar 4cm×6cm untuk feed, kalau reels tidak disarankan format horizontal untuk menjaring calon username yang akan mengikuti kita. Hal ini merupakan bentuk dari rajin mencari informasi sesuai apa yang disampaikan Mas Helmi.
Berikutnya, tool Youtube adalah konten yang relatif durasinya panjang dan lanskap. Kalau durasinya panjang dan lanskap berarti tujuan kita adalah edukasi. Jadi, Mas Edric menyarankan untuk menggunakan judul dan thumbnail yang menarik bagi orang.
Sebelum terjun ke pemasaran media sosial, kita harus tahu habitat pengguna media sosial. Media sosial men-trigger orang untuk mendengar informasi lebih dari dua arah. Ajak konsumen untuk meneliti dan mengiklankan produk.
Menurut Mas Edric, pemasaran digital adalah membangun interaksi dengan membuat the last questions. Perlu diketahui bahwa media sosial bukan tempat kita untuk show chase saja. Tetapi juga butuh interaksi. Interaksi untuk membuat orang lain untuk mereview, komen dan meneliti produk kita. Salah satunya bikin stategi masalah dengan calon kustomer supaya terjalin interaksi dengan kita. Kunci pemasaran digital adalah word of mouth
Harapan Mas Edric kita bisa berkumpul hari ini supaya teman-teman jamaah Bangbang Wetan ketika berkumpul satu sama lain dalam hal ekonomi bisa mendukung satu sama lain.
Mas Edric meminta pemilik produk maju ke depan dan menuliskan nama akun instagramnya. Mengajak peserta lain memilih satu dari 4 produk untuk mempromosikan produk teman kita sendiri di story instagram dengan create interaksi, tag lokasi dan mention akun instagram produk, mention akun Diplomatsukses serta mention akun Mas Edric Candra. Masing-masing pemilik produk memperkenalkan produknya ke peserta lain sebelum bareng-bareng dipromosikan.
Mas Helmi memberikan penebalan atas apa yang disampaikan Mas Edric. Memohon kepada Mas Edric untuk mengedukasi peserta dalam cara mempromosikan produknya supaya tepat dan efektif. Supaya di dalam memperkenalkan produk kita itu pas, efektif, dan tidak berlebihan.
Mas Helmi juga merespons peristiwa saling bantu mempromosikan produk yang telah berlangsung bahwa prinsip yang sama juga selalu dilakukan Mbah Nun ketika bertemu jamaah. Ketika bertemu jamaah Mbah Nun selalu berpesan agar mereka sambung dengan seseorang atau siapa saja yang Mbah Nun kenal di tempat jamaah itu berada.
Mas Edric merespons permintaan Mas Helmi untuk mengedukasi peserta dalam mempromosikan produknya supaya tepat dan efektif tersampaikan.
Mas Edric sharing beberapa poin strategi promosi produk yang tepat dan efektif. Pertama, sampaikan segala sesuatu itu intinya. Kedua, sampaikan dengan cara inspiratif, memorable dan harus dilakukan konsisten terus menerus. Ketiga, apa yang dilakukan ditulis dan dihapalkan.
Keempat, latihan mempromosikan produk. Kalau mau mengetes pesan yang kita sampaikan itu tersampaikan adalah dengan mengajak ngomong mbah-mbah. Pasalnya orang berusia mbah-mbah untuk memahami sesuatu butuh waktu, kalau apa yang kita sampaikan tersampaikan berarti latihan publik kita benar.
Workshop sesi kedua selesai pada pukul 15.15 WIB. Dilanjutkan sesi keempat tentang networking dan kolaborasi yang akan saya sampaikan pada tulisan berikutnya.
Surabaya, 11 Agustus 2023