RINDU KAMI MEMANG TAK PERNAH TUNTAS, SYEIKH…

Hanya jeda sebentar saja setelah tadi malam Kenduri Cinta (KC) di Taman Ismail Marzuki selesai lewat jam 1 dinihari, pagi tadi teman-teman penggiat dan jamaah KC berziarah di makam Syeikh Nursamad Kamba.

Tanggal 16 Maret 2023 nanti, tepat 1000 hari berpulangnya salah satu Marja’ Maiyah; Syeikh Nursamad Kamba. Penggiat Kenduri Cinta memang sengaja men-set up momen do’a dan tahlil di hari ini. Awalnya, tidak direncanakan untuk berurutan dengan agenda Kenduri Cinta bulan ini. Karena beberapa hal teknis, forum bulanan KC akhirnya diputuskan untuk maju di minggu pertama. Sehingga, agenda ziarah makam Syeikh Nursamad Kamba tadi pagi pun terasa sebagai rangkaian acara Komunitas Kenduri Cinta minggu ini, setelah Rabu lalu juga memperingati 40 hari berpulangnya Mbah Fuad, kemudian tadi malam forum Kenduri Cinta di TIM, dan pagi tadi ziarah ke makam Syeikh Nursamad Kamba.

Alhamdulillah, langit Jakarta tadi pagi mendung, sehingga terik sinar matahari tidak terlalu menyengat, seluruh yang hadir khusyuk memanjatkan doa, tahlil, dan shalawat. Setelah prosesi tahlil, Mbah Nun menyampaikan beberapa hal.

Salah satunya adalah mengenai posisi Marja’ Maiyah yang secara khusus Mbah Nun dulu memang meminta kepada Mbah Fuad dan Syeikh Nursamad Kamba untuk menjadi Marja’ Maiyah. Menurut Mbah Nun, baik Mbah Fuad maupun Syeikh Nursamad Kamba memang layak untuk menjadi Marja’ di Maiyah. Kapabilitas beliau berdua sesuai dengan latar belakang akademiknya masing-masing dan pada akhirnya terbukti telah mewarnai keindahan khasanah ilmu di Maiyah. Mbah Fuad dengan tadabbur tematik Al-Qur’an serta Bahasa Arabnya, dipadukan dengan Ilmu Tasawuf yang sangat dikuasai oleh Syeikh Nursamad Kamba. Pada masa-masa itu, kita menyaksikan orkestrasi khasanah ilmu yang sangat indah di Maiyah.

Mbah Nun tadi menyampaikan bahwa Syeikh Nursamad Kamba ibarat sebuah simpul tali yang terikat dengan kuat dengan kita di Maiyah. Ketika Syeikh Kamba berpulang, Mbah Nun menggambarkan suasana Maiyah seperti ada sebuah lubang yang sangat besar, sebuah lubang hampa, dan Mbah Nun berharap agar Allah mengisi lubang itu dengan makna. Ya, mengisi, bukan menutup. Mbah Nun secara khusus meminta kepada kita sebagai Jamaah Maiyah untuk berkontribusi mengisi lubang besar itu. Banyak khasanah ilmu yang sudah disampaikan oleh Syeikh Nursamad Kamba di Maiyah, yang kesemuanya merupakan bongkahan ilmu yang sangat kita butuhkan.

Lihat juga

Kini, setelah Syeikh Nursamad Kamba sudah tidak bersama kita secara fisik, tugas kita selanjutnya adalah mengambil tongkat estafet perjuangan yang sudah dimulai oleh beliau di Maiyah. Ibarat sebuah buku besar Maiyah, lembaran demi lembaran yang ditulis oleh Syeikh Nursamad Kamba di buku besar itu belum selesai, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menyempurnakan lembaran-lembaran itu.

Meskipun kita sudah berpisah secara jasad, ruang dan waktu, tapi kami senantiasa terus merasakan energi kebersamaan bersamamu. Rindu kami memang tak kan pernah tuntas, Syeikh.

(Redaksi Kenduri Cinta)

Lihat juga

Back to top button