TAFSIR NADJIBIYAH MEMBINCANG POLITIK DAN MARTABAT MANUSIA
Tujuh tahun silam Mbah Nun menulis sebuah esai berjudul: Manusia, Negara, dan Celana. Esai ini bicara tentang sejatinya dalam hidup ini ada ukuran nilai dan martabat yang semestinya dipegang oleh manusia. Secara naluriah jika dihadapkan pada keharusan memilih salah satu, orang akan memilih tidak makan asal masih berpakaian atau tidak telanjang. Filosofi “sandang, pangan, papan” yang kita kenal dalam khasanah Nusantara sudah mengandalkan skala prioritas yang kandungannya adalah menjaga dan menegakkan martabat manusia sebagai manusia.
Bagaimana dalam mainstream kehidupan sehari-hari kita saat ini, terutama dalam konteks politik dan kekuasaan? Adalah martabat masih merupakan kosakata keramat dalam lanskap politik kita? Berbekal esai Mbah Nun di atas, acara Tafsir Nadjibiyah edisi ke-21 persembahan Partai X akan hadir kembali dan berbincang santai tentang tema martabat ini dengan tema “Manusia, Negara, dan Celana” pada Kamis 15 Agustus 2024 pukul 20.00 live streaming di channel YouTube caknun.com.