NINU.NINU

Mukaddimah Sulthon Penanggungan Februari 2023

Huru-hara analogi Raja Ramses II yang masih dicari untuk diakses dan didalami teka-teki maknanya. Hal ini menjadi terpaan gelombang tersendiri khususnya Lingkar Simpul Maiyah yang masih penuh dengan pertanyaan mantik, juga pernyataan subjektif konservatif. Bahkan tak sedikit yang sarkas dengan tujuan menyakiti hati terutama jika melihat atribut lambang cincin merah putih.

Eskalasi atmosfer politik menjelang suksesi kepemimpinan tahun depan menjadi arena liar oknum pemecah-belah bangsa untuk menyulap kerikil kesalahan menjadi badai umpatan. Beruntungnya kami dan para pegiat Maiyah lainnya di seluruh pelosok negeri masih bisa menahan diri dengan menjawab segala pertanyaan dengan akhlak. Bahkan sanggup diam bak pohon jati, sekalipun dihujani pernyataan yang menyayat hati.

Pengaburan informasi dan canggihnya tangan manusia me-make-over teknologi menjadikan ruang terbuka dikotomi antara benar dan salah. Ditambah keangkuhan manusia mendeklarasikan kebenaran hanya pada satu titik koordinat tanpa peduli dan membijaksanai sudut, jarak, dan cara pandang manusia lainnya.

Momentum kamarin kami anggap sebagai tayangan iklan “jumping scare” yang hanya memberi efek kejut untuk melihat berbagai reaksi, tanya jawab, dan tingkah perilaku yang terkadang membuat gendang telinga membeku dan perasaan serta akal menjadi “ninuninu”. Apa yang sedang terjadi tidak menyurutkan daya juang dan kegembiraan sinau bareng yang akan terus kita tumbuhkan untuk menguatkan akar kebersamaan menjadi kebermanfaatan di esok hari.

Mari kita berdiskusi tentang segala bentuk kekuatan diri untuk fokus pada tujuan dalam situasi keadaan dunia yang penuh dengan kejutan-kejutan dalam Sinau Bareng Sulthon Penanggungan Pasuruan edisi Februari 2023. (Redaksi SP)

Lihat juga

Lihat juga

Back to top button