NGUNJUK AIR GENTONG MBAH FUAD

Menyenangkan,

Menyegarkan, 

Mencerdaskan,

Begitulah rasanya air gentong setelah diunjuk oleh para peserta yang terkumpul dari 6 generasi, 1950-an sampai dengan 2000-an pada Pelatihan Guru Baca & Tulis Al-Qur’an Metode Manhal di Mentoro, Sumobito, Jombang pada Sabtu-Minggu 11-12 Februari 2023 lalu. Datang dari latar belakang yang berbeda, ada guru, saudagar, mbah angon, dan sebagainya. Mereka yang sedang haus digerakkan oleh Tuhan untuk melepaskan dahaga perantara meminum air gentong yang telah disediakan Mbah Fuad.

Walaupun Mbah Fuad jasadnya saat ini telah dipeluk kasih oleh bumi., tetapi Allah Swt. mengangkat derajatnya dan menempatkannya di tempat terindah-Nya. Itu berkat keshalehan hingga kesesuaian atas ucapan tindakannya, kerendahan hati dan semua kebaikannya. Mbah Fuad menghadiahkan “Manhal” maknanya seperti gentong air yang disediakan di tempat umum atau di depan rumah. Siapapun yang lewat bisa meminum dan menikmatinya juga mengisinya. Meskipun ada opsi arti yang lebih besar, bahwa “Manhal” adalah sumber air, sumur, mata air, air mancur, tetapi itulah “Fuadus-Sab’ah” yang tidak ingin 8,9 apalagi seterusnya.

Kitab Baca & Tulis Bahasa Arab Al-Qur’an Metode Manhal adalah buah ketekunan Sang Marja’ (Mbah Fuad) dan Cak Nur bersama tim. Buah itu dapat dirasakan bahwa bahasa Arab yang dipilih Allah untuk menyampaikan nilai-nilai Islam ternyata luwes berinteraksi dengan dengan bahasa Indonesia dan Jawa. Terlebih lagi, kosakata yang dipilih dalam kitab ini (Metode Manhal Jilid 1-4) membuka ruang untuk eksplorasi dan healing akan makna dan nilai-nilai Islam.

Alhamdulillah, penyebaran Metode ini telah dilaksanakan perdana pada tanggal 11-12 Februari 2023. Para peserta mendapat sebuah kehormatan, karena diperkenankan untuk me-ngunjuk air gentong Mbah Fuad pada gelombang pertama. Di setiap teguknya, para peserta merasakan kesenangan dan kesegaran karena kejernihannya, pada permukaan air itu nampak pantulan benda langit seperti awan, bintang, dan bulan. Kebetulan, bagai Pasukan Langit, para punggawa Metode Manhal memiliki nama yang sama dengan benda-benda langit tersebut yang bertugas menjaga dan merawat agar air pada gentong itu tetap jernih dan bisa dinikmati banyak orang. 

Pertama, ada Gus Maula, yang dipanggil Gus Maul, yang bertugas untuk menggamblangkan sejarah, filosofi, karakter dan juga cara menulis dalam metode ini, juga yang menjadi pemantik berkumpulnya para Pasukan Langit. Ia santri Mbah Fuad yang menjadi saksi bagaimana langit yang turut berduka selama perjalanan membersamai Almaghfurlah di Mobil Jenazah bersama Mbah Dil dari Malang ke Pesarean Sentono Arum, Jombang pada Jum’at Legi tanggal 20 bulan lalu saat Allah Swt. menjemput Kekasih-Nya. Kedua, ada Mas Awan yang hujannya berperan untuk mencairkan para peserta ketika membeku seperti salju, juga menyirami “ladang” peserta di saat sedang kering kerontang. Ketiga, ada Mbak Megawati (Ustadzah Mega) bertugas untuk memandu cara mengajar jilid aplikatif lengkap dengan tahapannya. Walaupun kerongkongannya lebih kecil dari seluruh peserta yang hadir, tetapi paling tepat dan kuat menempatkan hijaiyah di dalamnya. 

Keempat, ada Mas Bintang yang sempat memberikan sedikit ulasan tadabburnya, terang bagaikan Bintang yang menghisasi langit malam. Kelima, ada Mbak Wulandari yang berperan di balik layar, sebagaimana bulan yang tetap menyinari bumi ketika para penghuni sedang terlelap. Keenam, Mbah Dil dan keluarga Mbah Fuad (Mas Ai, putra Mbah Fuad) juga semua aktivis Rumah Maiyah Al-Manhal yang ikut berperan mengawal, merawat dan menjaga air gentong Mbah Fuad. 

Pelatihan ini spesial bagi saya, terutama ketika melihat beberapa peserta dari generasi tua 1950-an. Namanya Pak Solikin, dan saat itu di sampingnya ada Mas Isa Ansori murid ngaji beliau tahun 95-an. Berasal dari Jamaah Maiyah Kasembon (Malang) yang aktif 6 tahun bergerak membersamai masyarakat kampungnya dengan nilai-nilai segitiga cinta melalui Musholla yang dibangun sebagai tempat persemaian nilai Jamaah Maiyah di sana. Dua sejoli Guru-Murid ini tampak bahagia bersemangat mengikuti pelatihan hingga akhir sesi.

Ekspresinya menunjukkan wajah dari Metode Manhal karya Almaghfurlah Mbah Fuad, yang berupaya memantik Umat untuk lebih mesra bercinta dengan Al-Qur’an melalui cara menyenangkan, menyegarkan, mencerdaskan. Mendobrak dinding pemberhalaan menggunakan legitimasi eksklusifitas “tafsir” yang hari ini menjangkit hampir seluruh umat Islam, khususnya di Indonesia. Dengan mekanisme ruang “tadabbur” pada setiap kata-kalimatnya, Metode Manhal lebih dari cukup menjadi gerbang atas penyampaian nilai-nilai Islam yang inklusif kepada umat.

InsyaAllah semuanya disayangi dan dicintai Allah Swt. dan Rasul-Nya. Aamiin.

Lihat foto-foto kegiatan pelatihan ini di sini: SUASANA PELATIHAN GURU BACA TULIS AL-QUR’AN METODE MANHAL DI MENTURO

Lihat juga

Back to top button