NAGARI MAIYAH TIDAK HANYUT OLEH PERUBAHAN

Perubahan sosial memiliki tiga karakter: 1) Menghanyutkan, 2) Menumbuhkan, dan 3) Mengembangkan alias memiliki daya transformasi internal dan eksternal.

Banyak desa di Jawa diganyutkan (dipunahkan) perubahan sosial dan perubahan lingkungan. Misalnya oleh hancurnya lingkungan hidup oleh abrasi, oleh bencana alam serbuan lava pijar dan lahar dingin atau awan panas. Juga punah oleh gempa dahsyat dan tanah longsor dan dibangunnya fasilitas umum yang tidak umum. Gejala mutakhir desa-desa justru hilang diterjang oleh pembangunan waduk, bandara dan jalan tol.

Banyak desa yang kemudian menumbuhkan desa-desa baru akibat dari pemekaran administrasi. Juga oleh program transmigrasi termasuk transmigrasi lokal atau relokasi para korban penggusuran. Di luar Jawa banyak desa tumbuh oleh transmigrasi interlokal lengkap dengan karakteristiknya masing-masing.

Karakter ketiga dari perubahan sosial dan perubahan lingkungan adalah desa-desa yang mampu mengembangkan diri. Mampu mentransformasi diri menjadi desa pendidikan santri seperti desa Krapyak, Mlangi dan Wonokromo. Ada yang mentransformasi diri menjadi desa ekonomi berbasis kerajinan tenun dan batik seperti Moyudan, Giriloyo, Imogiri dan Gegulu (Kulonprogo) berbasis budaya seperti desa-desa budaya dan desa wisata.

Yang unik, banyak desa di DIY yang berkembang ketika di lokasi itu hadir kampus besar yang hijrah dari kota. Misalnya desa di Kasihan, Babarsari dan sebentar lagi sekitar Wonosari. Juga hadirnya pesantren besar seperti PP Pandanaran, Pesantren Bin Bas di Piyungan dan MBS di Prambanan.

Lihat juga

Ada yang unik lagi, desa-desa perdikan (desa merdika) di zaman kerajaan dulu merupakan desa yang kenyal, lentur dan liat tidak mudah dihanyutkan oleh perubahan. Desa-desa perdikan seperti ini justru paling potensial melakukan transformasi diri menjadi desa ekonomi dan desa budaya.

Juga desa-desa yang dihuni mantan urbanis sukses mudah tumbuh dan berkembang menjadi desa kota atau desa satelit dari kota kecamatan dan membangun jaringan usaha di pinggir jalan raya termasuk jaringan usaha pertokoan atau usaha kuliner.

Nah, desa Bangunjiwo di sekitar kantor Kelurahan dan desa Wonolelo Pleret yang kalau malam mulai gemerlap termasuk kategori desa yang mana? Dalam hal ini negeri Maiyah adalah negeri transformatif karena daya lentur, daya liat dan daya hidup masyarakatnya yang tidak mau dihanyutkan oleh perubahan. Nagari Maiyah atau desa-desa Maiyah cenderung mampu menumbuhkan diri dan mengembangkan diri berdasar karakternya masing-masing.

Lihat juga

Back to top button