MENATA DIRI MENJERNIHKAN PADATAN
(Catatan Pasar Rebon 17-an LKMS di Mocopat Syafaat 17 Mei 2023)
Alhamdulillah, Allahu Akbar, penyelenggaran Pasar Rebon 17-an yang kami (Lingkar Keluarga Mocopat Syafaat/LKMS) inisiasi berjalan lancar sesuai rencana. Mohon izin, pada tulisan kali ini concern saya lebih ke bagaimana dan pekerjaan rumah apa Pasar Rebon 17-An itu. Semoga ada manfaat bagi njenengan yang membaca, amin.
Boleh juga Anda sebut ini catatan buat kami, temuan bagi “kejangkepan” langkah ke depan LKMS. Maka “bingkai besar” tulisan ini adalah Menata Diri, Menjernihkan Padatan. Terinspirasi oleh tema Mocopat Syafaat Mei 2023 tentunya. Tidak dimaksudkan untuk “nuturi“, atau apapun yang sejenisnya.
Bismillah.
Diri, setahu saya ya diri yang kemudian kita sepakati sebagai makhluk yang manusia. Di mana setiap diri manusia, tidak bisa lepas dari diri manusia lainnya.
Padatan, sepemahaman saya itu sebetulnya niscaya, sebab toh setiap manusia adalah “padatan” yang adalah ciptaan Allah Swt. Kalau kemudian memadat lagi dengan manusia lainnya, membentuk sebuah “padatan” baru, diri baru yang komunal, LKMS misalnya, ya wajib melakukan 2 hal untuk kebaikan bersama.
Pertama, menata diri yang masing-masing, baik secara makhluk maupun secara manusia.
Kedua, mengupayakan padatan yang jernih, LKMS misalnya. Dapat terjadi dan terus ada jika setiap diri yang sudah tertata dan jernih, masuk dan memadat ke LKMS yang jernih pula.
Jernih (bersih) dari apa? Nafsu. Nafsu yang itu juga diperintahkan oleh Njeng Nabi Muhammad Saw. untuk “diperangi”. Baik ketika masih sendiri-sendiri atau ketika sudah komunal (berkelompok), memadat.
Nah, penyelenggaran Pasar Rebon 17-an menurut saya adalah ujian aplikasi dari nilai-nilai diri sejati yang jernih. Sebagaimana “piweling” Simbah tentang kejernihan. Sebab memang di perjalanan (ide, rencana, terapan rencana, on lapak, dan evaluasi pasca) Pasar Rebon 17-an jika masing-masing diri (anggota Keluarga Besar LKMS) tidak jernih/bersih dari nafsu masing-masing, yang terjadi adalah bibit-bibit pertengkaran, bukan benih-benih kesepakatan komunal.
Lalu apa yang kemudian menjadi “kunci” Penataan Diri dan Penjernihan Padatan? Sabar dan sholat, jelas sudah petunjuk-Nya.
Sabar.. ya menahan diri (nafsu), ya terus mentepatkan diri.
Sholat.. ya yang “lima waktu”, ya tindakan-tindakan yang perwujudan “sujud”.
Bismillah, kami sadar diri. Tentu Pasar Rebon 17-an masih jauh dari “yang terbaik” bagi semua komponen yang terlibat. Mohon doa teman-teman semua, semoga kami bisa konsisten mengaplikasi dan mengevaluasinya.
Tak lupa kami haturkan beribu terima kasih sebagai ungkapan rasa syukur kepada Keluarga Ndalem TKIT Alhamdulillah, Para Sepuh Rumah Maiyah Kadipiro, dan Mbah Nun yang sampun berkenan “nuweni” lapak Pasar Rebon 17-an kami sebelum acara Mocopat Syafaat 17 Mei 2023 dimulai. Semoga “siratan-siratan” dhawuh Beliau mampu kami laksanakan ke depan. Bismillah, insyaAllah, amin.
Kasihan, 19 Mei 2023.