MANUSA MASAGI
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Lingkar Daulat Malaya Tasikmalaya Edisi 85, September 2023)
Bismillahirrahmaanirrahiim
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sungguh telah ada dalam diri Rasulullah Saw. teladan yang baik bagi mereka yang menginginkan (pertemuan dengan) Allah SWT dan juga (datangnya) hari akhir, serta berdzikir kepada Allah dengan banyak.” (Al Ahzab ayat 21)
Majelisan edisi ke-85 Lingkar Daulat Malaya kali ini berangkat dari momentum bertepatan dengan bulan dilahirkannya manusia paling mulia, sang kekasihnya Allah, Muhammad Saw., pada tanggal 12 Rabiul Awal 1500 Tahun lalu.
Berangkat dari mentadabburi Firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 21, terdapat banyak kata kunci yang menjadi bahan tadabbur kita. Diantaranya poin uswatun hasanah (teladan yang baik), keinginan menuju perjumpaan dengan Allah dan kekasihnya, Muhammad Saw. di hari akhir kelak.
Yang menarik untuk ditadabburi di ayat tersebut bukan sekedar informasi pernyataan Tuhan mengenai prilaku mulia yang menjadi teladan baik ada pada diri Rasulullah saja, melainkan titik tekannya pada kalimat “bagi seseorang yang punya keinginan berjumpa dengan Allah di hari akhir”. Ia akan dipertemukan dengan kesaksian yang nyata bahwa benar adanya suri teladan yang komplit, lengkap, sempurna, pas dan unlimited itu ada pada diri Rasulullah Muhammad Saw. Ia manusia tapi tidak sekedar manusia. Ia manusia Masagi.
Bagi orang yang menrindukan perjumpaan cinta sejati dengan Tuhan, kesempurnaan akhlak baginda Rasulullah menjadi motivasi, inspirasi bahkan metodologi berkelakuan di kehidupannya.
Makhluk yang bernama manusia sungguh telah diciptakan Allah dengan bentuk yang sebaik baiknya. Lantas kemudian kenapa bisa sampai direndahkan dihinakan serendah-rendahnya? Bahkan lebih hina dari binatang.
Pada kesempatan majelisan kali ini kita kembali diingatkan oleh sebuah momentum untuk menjadi bahan renungan dan daya membangunkan kembali dimensi kesadaran kita dengan formula sinau bareng yang senantiasa kita istiqamahi.
Mencoba mem-breakdown dan mesimulasikan 4 pilar sifat mulia yang ada pada diri Rasulullah, Yakni Shiddiq – Amanah – Tabligh – Fathonah dengan tahapan dimensional identitas manusia sebagai Makhluk – Insan – ‘Abdullah – Khalifatullah.
Allah Tuan Rumahku
Muhammad Rasulullah Penjaga Pintu-Nya.
Mari kita memantaskan kembali diri kita sendiri, Masagi disegala kondisi sebagaimana yang diteladankan Rasulullah yang nilai keteladanannya senantiasa mengalir di segala zaman.
(Redaksi Lingkar Daulat Malaya)