KENYANG DAN LAPAR

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Cirrebes Cirebon-Brebes Edisi Maret 2024)

Pada rutinan bulan ini, Maret bertepatan dengan bulan Ramadhan. Setiap umat muslim menjalankan ibadah puasanya. Berpuasa identik dengan kenyang dan lapar, walau sebenarnya berproses ‘puasa’ syaratnya bukan hanya itu saja, bukan hanya persoalan perut semata.

Bagaimana kemudian setiap hamba menemukan  proses diri bukan dari sekedar rasa “Kenyang dan Lapar” ?

Sebelumnya kita harus punya analogi dasar, seperti yang disampaikan Mas Sabrang pada rubrik tetes di halaman caknun.com.

Analoginya, Ada kubus. Kubus itu menempati ruang walau dia juga ruang. Dalam kubus ada kubus yang terdiri dari bidang. Bidang terdiri dari garis.

Diri manusia ada tiga aspek utama. Fisik, akal, dan spiritual. Fisik itu seperti garis. Hanya satu garis itu yang kita alami sebagai fisik dalam wadag. Kalau akal itu seperti bidang. Jika kita belajar dan ngobrol itu kita sedang membuat bidang. Spiritual itu kubus (ruang).

Lihat juga

Berapa banyak bidang yang kita perlukan untuk mengisi kubus itu? Sebesar apapun bidang tidak mungkin bisa mengalami kubus. Oleh karena itu untuk sampai Tuhan tidak bisa menggunakan akal. Karena akal itu bidang. Tetapi kita perlu mengolah itu. Karena akal perlu memahami limitasi bahwa dirinya adalah bidang.

Kalau kemudian dianalogikan terhadap kenyang dan lapar, maka pada ‘tetes’ lainnya Mas Sabrang menyebutkan;

Semua makhluk hidup butuh makan, menjalani garisnya, menjawab laparnya.
Tentu yang memakai bidang (akal)-nya akan lebih mudah mencari jawabannya.

Setelah kenyang garisnya, banyak yang kemudian terus mencoba mencari “kenyang” bidangnya.Tentu pula yang memakai ruangnya seharusnya akan lebih mudah mencari “kenyang” bidangnya.

Setiap kenyang adalah perjalanan menuju lapar berikutnya. Lalu, apakah kita diperbudak “lapar”? Ataukah ruang sudah menyadari bahwa “lapar” hanyalah sarana perjalanan?

Kita akan berproses belajar bersama mengenai itu pada Sabtu malam, 29 Maret 2024, di rutinan bulanan Masyarakat Maiyah Cirrebes di Pendopo Balaidesa Pasuruan, Pabedilan, Cirebon setelah shalat tarawih pukul 20.30 WIB. 

(Redaksi Cirrebes)

Lihat juga

Back to top button