PITULUNGAN

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Cirrebes Cirebon-Brebes Edisi Januari 2025)

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Swt dan shalawat kepada Rasulullah Saw kekasih tercinta-Nya. Masyarakat Maiyah Cirrebes kini menginjak usia tujuh tahun. Ini adalah anugrah dan nikmat yang mesti kita syukuri dalam relung diri sejati. Maiyah ini karya Allah, bukan karya Mbah Nun ataupun marja’ Maiyah lainya. Siapa, kapan, dan dimana orang masuk ke dalam maiyah, maka itu adalah karana keinginan dan kehendak Allah semata. Begitupun sebaliknya, siapa yang menjauhi atau bahkan memusuhi Maiyah, Allah sendirilah yang mengaturnya.
Sedikit atau banyaknya jamaah bukanlah persoalan dalam bermaiyah. Ingatkah dengan tulisan Mbah Nun Seribu Masjid Satu Jumlahnya. Dan mungkin juga ; satu masjid tak terhitung jumlahnya. Hitungan hanyalah rasionalitas manusia, sedangkan kebersamaan, kemesraan, cinta dan pengabdian tak terhingga nilainya.
Dalam momentum tujuh tahun atas kelahiran simpul Masyarakat Maiyah Cirrebes ini, penggiat dan jamaah akan lebih memfokuskan diri untuk nyuwun pitulungan maring Gusti. Sebab angka tujuh dalam keluarga maiyah sendiri sangatlah mesra dan penuh makna . Ingatkah kita dengan tulisan Mbah Nun di caknun.com yang berjudul Fuadus-Sab’ah. Angka tujuh adalah makna kecukupan. Cukup itu tidak berarti berhenti, tidak juga berarti kekurangan, dan tidak juga berarti kemegahan. Cukup itu kebijaksanaan, kedamaian, jalan kenikmatan.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat. (QS. Alfatihah : 7)
Ayat ketujuh surat alfatihah ini adalah jalan keistiqomahan yang kita minta kepada Allah Swt. Dan baik secara sadar ataupun tidak disadari, jamaah maiyah sering melantunkan maknanya, yaitu ketika melantunkan lagu Duh Gusti.
Duh Gusti, mugi paringo
ing margi kaleresan
Kados margining menungso
kang manggih kanikmatan
Sanes margining menungso
kang paduko la’nati
Angka tujuh juga identik dengan ketamyizan anak-anak. Di masa umur tersebut biasanya ia sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga dalam agama islam ia sudah mesti diajarkan shalat sebagai bentuk kewajibanya. Masyarakat Maiyah Cirrebes yang masih berumur tujuh tahun ini, tentulah masih sangat membutuhkan bimbingan dalam menentukan dan menempuh jalan Ridha-Nya. Oleh karena itu dalam rutinan bulanan ini, marilah kita bersama-sama merundukan diri dan bermunajat : Gusti, Ingsun Nyuwun Pitulungan.

(Redaksi Cirrebes)

Lihat juga

Lihat juga
Close
Back to top button