GETARAN DAN ALIRAN KEBIJAKSANAAN
Beberapa waktu lalu saya mendengar Mbah Nun di caknun.com pada video rubrik Mbah Nun Menjawab menjelaskan soal getaran yang mengalir dan aliran yang bergetar. Dalam video itu, Mbah Nun mengatakan bahwa kita harus tidak boleh kalah dengan getaran dan aliran masalah yang kita hadapi.
Mbah Nun menjelaskan getaran yang mengalir itu misalnya sedikit saja terbersit getaran keburukan di dalam hati kita terhadap kehidupan, terhadap keluarga serta anak-cucu kita, itu akan menentukan nasib kita di dunia serta masa depan kita kelak di akhirat mau mendapat surga atau neraka.
Apalagi Mbah Nun juga njangkepi pemahaman kita dengan kesadaran tauhid, bahwa terhadap segala sesuatu yang kita hadapi, mau enak atau nggak enak, senang atau sedih, berat atau ringan, sebaiknya sikap yang terbaik adalah ridla dengan segala ketentuan Allah terhadap hidup kita.
Apa yang disampaikan Mbah Nun itu membuat saya mulai sekarang belajar lebih hati-hati dalam menghadapi dan menyikapi segala sesuatu, termasuk masalah dan problem hidup. Sikap ridla yang diajarkan Mbah Nun ini justru menjadi jurus ampuh dalam ilmu meringankan tubuh dari masalah sehari-hari yang sebelumnya saya anggap beban.
Masalah itu misalnya di dalam pekerjaan yang saya geluti di bidang bengkel repair body mobil. Rekan kerja saya ada yang menurut pengamatan saya bekerja setengah hati. Beberapa kali bahkan sering pekerjaannya dalam mengecat body mobil yang diperbaiki itu tidak maksimal, membuat saya yang bekerja di bidang pemolesan harus memperbaiki demi mendapatkan hasil maksimal sesuai standar bengkel.
Uniknya rekan kerja tersebut sudah saya ajak diskusi dan memecahkan masalah, tetapi tetap saja mengulangi kesalahan yang sama. Alhamdulillah, Mbah Nun membekali ilmu tua yaitu ilmu sikap kebijaksanaan hidup yang disampaikan di setiap Maiyahan. Mbah Nun sering menceritakan pandangannya terhadap permasalahan yang sedang berlangsung di sekitar kita termasuk sikap beliau yang mencontohkan untuk selalu memposisikan diri dalam kebijaksanaan di dalam menghadapi setiap masalah yang kita hadapi.
Jadi, sikap bijaksana yang Mbah Nun contohkan itu secara sadar dan alam bawah sadar membuat saya juga terbawa pada sikap bijaksana untuk tidak terus menerus menyalahkan, dan lebih mengambil sikap menerimanya dengan terus memperbaiki hasil kerja teman saya yang kurang maksimal tersebut.
Mbah Nun membekali ilmu hidup yang menurut saya tepat untuk men-shortcut segala kemungkinan risiko buruk yang akan kita tanggung atas ketidaktahuan kita.
Maka, benar jika para orang tua mengatakan bahwa sebaiknya yang muda harus banyak belajar kebijaksanaan hidup kepada yang lebih tua. Supaya kita tidak melakukan kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, hanya karena sebab ketidaktahuan dan ketidakmauan kita belajar kepada yang lebih tua.