DAHULUI GERAKAN DENGAN RISET

Kadipiro, Jumat, 19/12/2025. Maiyah Lingkar Mahasiswa kembali menggelar diskusi dengan tema “Riset dan Gerakan Masyarakat” dan menjadi tema diskusi yang ke-4 setelah tema Critical Thinking sebelumnya. Diskusi ini dibersamai oleh Mas Aditya Wijaya (Maiyah Mafaza Eropa) dan diselenggarakan di Rumah Maiyah Kadipiro Yogyakarta pada pukul 20.30 WIB. Acara ini juga terbuka untuk umum bukan hanya untuk mahasiswa saja.

Sebelum berdiskusi lebih lanjut, pada sesi pembukaan tak lupa kami bersama-sama mendoakan Mbah Nun, Mas Aditya, para keluarga dan juga saudara-saudara kita yang ada di Aceh dan Sumatera, sesi pembukaan serta Tawashshulan singkat dipandu oleh Qussairiy. Teman-teman yang hadir dari berbagai kampus dan wilayah, mulai yang muda sampai yang tua turut hadir melingkar dalam satu majelis ilmu.

“Materi malam ini sebagai prolog, karena materi ini akan panjang,” ujar Mas Aditya. Sebagai pengantar Mas Aditya menegaskan kembali bahwa mahasiswa bukanlah ia yang berada di institusi saja melainkan ia yang selalu belajar dan berperan sebagai terdidik. Karena keterdidikan bukan hanya milik ia yang kuliah di kampus saja.

Materi yang dipaparkan dan dijelaskan ialah tentang riset atas problem. Gerakan-gerakan yang tidak didahului riset itu akan prematur, sedangkan gerakan yang didahului dengan riset meski terwujudnya lama, akan memiliki arah yang jelas dan impact-full-nya sangat besar, apapun gerakannya! Mau sosialis, nasionalis, Islam, maupun gerakan lainnya.

Lihat juga

Aksi mahasiswa yang bersifat momentum itu bisa jadi cepat hilang dan tidak awet. Aksi dibagi menjadi dua, yaitu intern dan ekstern. Intern ialah aksi yang bisa langsung dilakukan dan yang ekstern itu bisa bersifat regulasi, advokasi, dan inklusif. Semisal, kira-kira aksi yang koar-koar di depan pintu pemerintah dan aksi yang membawa riset dan data, yang mana yang lebih didengar dan tepat?

Nah, untuk memulai riset jangan dianggap sulit sebagaimana yang dipelajari di kampus. Ada kualitatif dan kuantitatif. Riset dimulai dengan research gap (kesenjangan antara ekspektasi dan fakta). Contoh UMR rendah tetapi harga pemukiman tinggi? Seharusnya kan tidak begitu, maka di situ bisa diriset. Karena setiap problem pasti bisa diriset. Setelah ada kesenjangan maka kita memikirkan dan mencari solusinya, dalam mencari solusi kita harus berpikir holistik, tidak terlalu ke kanan dan ke kiri. Pada intinya sesuatu yang didahului riset akan lebih baik dan bisa bertahan.

Mas Aditya juga berpesan bahwa apapun yang akan kita lakukan dan itu baik maka teruslah melangkah, dan konsisten. Serta jangan lupa jika melakukan gerakan atas kegelisahan, dipikir dulu kegelisahannya dasarnya apa? Outcome dan tujuannya apa? Biar apa yang akan kita lakukan akurat dan tepat.

(Redaksi MLM)

Lihat juga

Back to top button