BE AUTHENTIC 

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah BangbangWetan Surabaya, Senin, 6 Februari 2023) 

Jangan rindukan bahagia, coba rindukan keutuhan diri. Dalam keutuhan dibutuhkan sedih, bahagia, dan lainnya. Maka cintamu takkan pernah terluka. Dan kita di sini untuk menemukan dan menjadi ‘Cinta’ itu sendiri.” (Mas Sabrang MDP)

Maiyah adalah matahari yang menyinari bumi tanpa henti. Maiyah bak udara yang menghidupi makhluk hidup. Maiyah ibarat tanah tempat tumbuh segala jenis tanaman. Maiyah seperti halnya air yang menyegarkan. Senada dengan yang disampaikan oleh Mas Sabrang bahwa kita dapat melihat Maiyah dari sisi manapun. Serta menikmatinya dalam kondisi apapun. Bersyukur kita punya Maiyah, yang mengantarkan kita pada keluasan dan kematangan cara berpikir, bertindak, bersikap, dan sebagainya. Lebih jauh lagi, Maiyah mengajarkan kita menuju “utuh” yang merupakan salah satu proses menuju Sang Maha. 

Puluhan Simpul dan Lingkar Maiyah yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia hingga mancanegara merupakan penjaga dan perawat kebun yang berisi tanaman untuk seluruh insan di sekitarnya. Saudara-saudara kita terus berproses dan menanam di Kebun Maiyah yang subur nan indah. Semoga nantinya hasil kebun tersebut bisa kita petik, bagi-bagikan, dan nikmati bersama teman, keluarga di rumah, kerabat, tetangga, rekan kerja, masyarakat RT, RW, desa, serta saudara Al Mutahabbina Fillah di manapun mereka berada. Tentunya semua itu berkat laku ikhlas Mbah Nun, para Marja’ Maiyah, dan seluruh Jamaah Maiyah di muka bumi yang istiqomah melingkar nyawiji deneng Gusti Allah.  Seperti yang diungkapan Warren Buffet, “Seseorang duduk di tempat teduh hari ini karena seseorang menanam pohon sejak lama.”

Manusia dilahirkan secara orisinil atau dengan nilai keaslian masing-masing, namun dalam perjalanannya mereka akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang membuatnya berbeda antara satu dengan yang lain dan menjadikannya autentik. Perubahan atau perbedaan itu tidak memengaruhi serta tidak akan meninggalkan nilai keaslian yang mereka miliki dan Maiyah menjadi salah satu yang ikut andil dalam menjaga nilai tersebut. Cukup banyak, bahkan sangat banyak cerita dari para Jamaah Maiyah tentang manfaat atau pengalaman-pengalaman menarik, ajaib, bahkan tidak masuk akal mereka selama mengenal dan mengikuti Maiyah. Pengalaman tersebut tentu tidak selamanya manis. Toh tidak lengkap hidup ini tanpa merasakan rasa yang lain. Bukankah kita bisa merasakan nikmatnya manis ketika kita pernah merasakan pahit. Kita bisa merasakan benderangnya cahaya setelah meraba dalam gulita gelap. Manis, pahit, terang, dan gelap itu semua merupakan karunia Allah Swt. Dan itulah jalan yang harus kita lalui untuk menuju “keautentikan”.

Kebaikan dari nilai-nilai Maiyah telah dirasakan oleh banyak orang sehingga menjadikan kehidupan mereka lebih tenang dan damai dan bermanfaat untuk orang lain. Setiap orang yang entah disengaja atau tidak telah diperjalankan oleh Allah mengenal Maiyah, serta berlaku Maiyah di manapun dan kapanpun. Perlu kiranya kita saling berbagi cerita, berbagi kisah tentang Maiyah, tentunya juga ucap syukur yang tak terhingga kepada Gusti Allah dan Kanjeng Nabi, karena telah dipertemukan dengan  Maiyah, serta terima kasih yang mendalam kepada Mbah Nun dan Mbah Fuad, yang telah menanam dan merawat Maiyah hingga sekarang.

Lihat juga

BangbangWetan edisi Februari kali ini mengajak semua Jamaah Maiyah untuk menuturkan kisah-kisahnya selama bermaiyah, sembari ngopi, dan guyon bareng. Kami tunggu kehadiran para jamaah semua di Pendopo Cak Durasim pada Senin, 6 Februari 2022.

(Redaksi BangbangWetan) 

Lihat juga

Back to top button