BATAS PUAS

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Ma'ayar Mahamanikam Samarinda, Selasa 20 Juni 2023) 

Batas selalu ada dalam setiap aspek kehidupan makhluk. Di alam kehidupan apapun, batas selalu ada.  Batas diciptakan dan diberlakukan Tuhan pada setiap makhluk. Hanya Tuhan yang tidak memiliki batas. Semesta kehidupan manusia mengenal puas, kendati relatif. Rasa puas membuat manusia tidak masuk pada tataran melampiaskan.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz- Dzariyat: 56).

Jelas penciptaan Jin dan Manusia hanya untuk mengabdi pada Tuhan. Selainnya adalah bentuk bebrayan kepada sesama manusia yang tidak lain juga bentuk pengabdian pada Tuhan. Pada ayat di atas, hanya makhluk Manusia dan Jin yang disebut diciptakan untuk mengabdi kepada Tuhan. Jangan salah artikan lantas selain keduanya diciptakan untuk tidak mengabdi pada Tuhan. Justru yang dua ini punya kemungkinan besar melampaui atau bahkan sengaja mengambil jarak dari batas pengabdian, maka perlu diingatkan dalam kitab suci.

Batas Puas sekalian makhluk selain yang dua itu tidak pernah dilanggar. Ia senantiasa menjaga batas dalam kehidupan untuk tidak masuk tataran melampiaskan. Untuk manusia, batas puas itu relatif, banyak variabel penyebab menjadi relatif. Pendidikan, kecenderungan, hobi, idealisme, idola, dan banyak lainnya menyebabkan ruang puas manusia itu melebar. Tapi selebar apapun ruang puas itu tetap harus berdinding dengan kesadaran pengabdian pada Tuhan.

Puas tanpa sadar batas mempercepat kehancuran. Ambil contoh makan, puasnya kenyang. Jika dilanggar misalnya oleh ular yang memangsa tikus, tikus punah. Alhasil ular kelaparan ujungnya punah juga. Punahnya tikus dan ular berdampak rusaknya siklus rantai makanan. Rusaknya rantai makanan memicu kehancuran alam sekitar mereka menetap. Beruntung ular tidak melampaui batas puasnya.

Lihat juga

Maka batas itu diciptakan Tuhan untuk menyelamatkan kehidupan makhluk. Bukan lantas dijadikan alasan untuk bisa meletakkan pengabdian kepada Tuhan. Batas Puas kita cari, temukan lantas kita bikinkan ruangan dalam benak masing-masing, tidak kita langgar hingga semua pas takaran.

Pemupukan kesadaran pengabdian kepada Allah Swt. sebagai Tuhan semesta alam dilakukan kembali dalam melingkar Maiyahan edisi ke-48. 2 Dzulhijah 1444 H bertepatan 20 Juni 2023 Maiyahan berlangsung. Satu hari di antara empat bulan haram, bulan yang harus dijalani dengan kesadaran untuk tidak melampaui batas atau menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Berupaya membuka ruang kesadaran sepenuhnya bahwa setiap aktivitas adalah bentuk lain pengabdian selain ibadah yang telah diatur dalam rukun Islam untuk manusia terapkan. Dengan catatan tidak dilakukan di luar batas dan ketidaksesuaian dalam penempatan.

(Redaksi Mahamanikam)

Lihat juga

Back to top button