KEPEKAAN SPIRITUAL

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Ma'syar Mahamanikam Samarinda Edisi Maret 2024)

Berhenti sebelum kenyang. Mengambil seperlunya. Tidak mengambil hak orang lain. Tidak menjatuhkan harkat martabat orang lain. Tidak serakah. Tidak rakus. Mampu menahan diri. Piawai menemukan keseimbangan hidup. Menjaga keamanan sekeliling. Semua tindakan terpuji dilakukan manusia karena menyadari kesejatian dan kembali ke kesejatian. Sejatinya manusia diciptakan dari yang baik-baik. Diberikan pengetahuan yang baik. Diberi ruang yang baik pula. Banyak alasan untuk berbuat baik. Berat dan susah untuk berbuat tidak baik.

Allah SWT sebagai pencipta manusia senantiasa membuka lebar pintu ampunan, sementara menjauhkan murka kepada manusia. Betapa sayangnya Allah SWT hingga memberi satu bulan yang di dalamnya ada malam senilai seribu bulan. Semua itu nyata. Ada buktinya, ada pelakunya. Jalan sunyi kebaikan yang ditempuh para Nabi dan Rasul, dilanjutkan pengikut-pengikutnya yang setia. Terus berkesinambungan hingga saat ini.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal. Al Anfal ayat 2.

Menjaga kepekaan spiritual, hingga sensitif terhadap hal apa pun yang terjadi. Tepat respons, tak mendatangkan kemurkaan Allah SWT dan kemudharatan bagi sesama manusia. Hingga senang, susah, lapang, dan sempit tidak berdampak pada kualitas kesadaran penghambaan. Tiba saatnya, melingkar bersama melatih kepekaan spiritual. Membaur dan menabur kebaikan. Maiyahan edisi Maret 2024 / Ramadhan 1445H.

(Redaksi Ma’syar Maiyah Mahamanikam) 

Lihat juga

Lihat juga
Close
Back to top button