FAST
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Sulthon Penanggungan Pasuruan Edisi Oktober 2023)
Pagelaran kontestasi para calon pemimpin negeri sedang mendominasi topik percakapan sehari-hari. Begitu masif informasi terisi hampir di setiap kolom di ruang-ruang digital maya yang mengabarkan progres kompetisi demokrasi. Bahkan sudah mulai bergeser di warung-warung kopi yang biasa nuansanya hangat persaudaraan menjadi laga perdebatan dan rasan-rasan tentang tindak-laku para calon pemimpin lima tahunan.
Intrik elit politik terus-menerus disajikan demi popularitas antar kubu yang akan memperebutkan kekuasaan. Moralitas mulai ditanggalkan yang membuat gerah kaum waras. Sekelompok militan yang fanatik-pun mulai mengulas berbagai aib dan menyusun kalimat-kalimat culas untuk menjatuhkan kawan yang berbeda dengannya.
Namun jika integritas manusia sudah dinilai berbanding lurus dengan popularitas, maka pertanyaan refleksi untuk kita yaitu, adakah yang salah dengan cara berpikir kita? Ataukah ada kekuatan di luar diri yang menggerakkan agar kita berpikir bahwa integritas hasilnya sama dengan popularitas?
Hidup terus melaju, waktu juga pasti berlalu. Maka tidak ada waktu selain memanfaatkan sisa hidup untuk terus bertumbuh karena musuh terbesar hari ini adalah diri kita sendiri. Harus Cepat juga sat-set untuk mencoba terus beradaptasi menangkap segala macam ilmu agar tertata laku sebagai manusia yang bertumbuh.
Ada rumus percepatan manusia untuk men-segera-kan bertumbuh dan beradab dengan cara yang paling menyelamatkan bak perisai kehidupan, yaitu F.A.S.T (Fathonah, Amanah, Siddiq, dan Tabligh). Ke-empat sifat Nabi Muhammad SAW yang akan memberi kita dasar analisa dan menjadi parameter untuk diri dan semua manusia yang akan dipilih sebagai kapten dan nakhoda yang akan mengantarkan kapal nusantara ke arah “baldatun thayyibatun warabbun ghafur“.
(Redaksi Sulthon Penanggungan)