REBOAN, BUKAN HANYA FORUM RUTIN MINGGUAN

Reboan adalah forum diskusi kecil yang rutin setiap minggu sebagai media tatap muka para penggiat Kenduri Cinta (KC). Reboan berasal dari bahasa jawa yang berarti setiap rabu. Jadi forum Reboan diadakan setiap hari rabu. Walaupun kadang digeser pada hari senin ataupun selasa, tetap saja disebut Reboan, bukan Seninan ataupun Selasaan.

Entah apa sejarah awalnya penggiat KC terdahulu memutuskan berkumpul mingguan di hari Rabu? Mengapa memilih mengadakan pertemuan di hari Rabu yang merupakan hari kerja? Hidup di Jakarta, penuh macet, apalagi sekarang ada persoalan polusi udara yang sudah mencapai kadar bahaya tinggi, kok malah mau-maunya mereka ini ngumpul di hari Rabu. Jelas-jelas besoknya Kamis, masih harus masuk kerja dan beraktivitas lagi. 


Berbeda dari penggiat yang lainnya, beberapa ada yang bilang kalau orang yang datang ke Reboan dengan ‘membawa masalah’. Saya datang ke Reboan malah justru ingin mencari masalah. 

Sik sebentar jangan salah paham dulu. 

Maksudnya bukan mencari masalah dengan teman-teman penggiat.  Akan tetapi mencari kegiatan baru dengan teman baru lebih bermanfaat yang berpotensi mendapatkan masalah. Apalagi kegiatannya bukan hanya bersenang-senang, pasti lebih banyak potensi mendapatkankan masalah. Bukankah setiap masalah baru selalu menawarkan ilmu baru. Istilah populernya ya usaha keluar dari zona nyaman, tapi bukan berarti juga Reboan merupakan zona yang tidak nyaman. Nyatanya, penggiat KC juga pada betah untuk seminggu sekali datang ke Reboan.

Biasanya, diskusi reboan dibuka moderator jam 8 malam, sedangkan untuk ditutup selalu berubah-ubah, kondisional tergantung pembahasan dan situasi. Topik yang dibahas dalam Reboan seringnya mengenai teknis persiapan dan tema apa yang akan diangkat dalam acara bulanan Kenduri Cinta. Tapi juga sering membahas diluar topik lain yang lebih ringan dan random. Memang benar adanya kalau Reboan adalah prototipenya forum Kenduri Cinta. Sedangkan Kenduri Cinta adalah aktualisasi dari Reboan. Suasana yang dibangun saat Reboan bisa dibilang santai tapi serius, pun santai tapi serius. Singkatnya, forum Kenduri Cinta adalah forum Reboan yang diperbesar skalanya.

Reboan sendiri juga tidak mutlak forum diskusi saja. Ada fungsi lain selain sarana bertukar informasi dan pengetahuan. Fungsi lain yang tak dideklarasikan itu berupa sarana bertukar rezeki. Para penggiat yang datang membawa bekal entah cemilan, minuman bahkan makanan berat yang nantinya dinikmati bersama. Pertemuan langsung tatap muka, atau offline, yang lebih berpotensi mindfulness pada setiap penggiat. Mindfulness atau kehadiran seutuhnya pun dapat memberikan manfaat lebih seperti ikatan emosional yang lebih erat, berkurangnya potensi salah persepsi dan mampu menyamakan frekuensi. Dinamika sebuah perkumpulan, pasti ada saja gesekan yang terjadi. Tapi, di Kenduri Cinta gesekan-gesekan itu bisa di-utilize dengan baik. Penggiat KC sendiri nggak kenal istilah baper. Kecewa, mangkel, nesu, merajuk itu hal biasa, tapi bukan untuk dilanggengkan. Mau semarah apapun dengan pressure yang dialami, pada akhirnya kami semua menyadari bahwa Kenduri Cinta adalah salah satu rumah kami di Jakarta.

Lalu bagaimana dengan karakter teman-teman Reboan? Pasti banyak dan bermacam-macam. Namun seminggu terakhir saya sedang tertarik pada karakter “Long Life Learner” teman-teman. Terutama pada salah satu penggiat yang sedang mengikuti kursus bahasa Inggris di sebuah lembaga pelatihan yang sangat terkenal. Pantikan-pantikan obrolan di Reboan secara tidak langsung menambah kuat karakter semangat belajar seumur hidup. Layaknya anak kecil yang baru belajar sepeda, ia sering mencoba bahasa Inggris di depan teman yang lain. Bahkan sampai pada titik chat WA group terpengaruh menggunakan bahasa Inggris. Saya sangat kagum dengan semangatnya. Tapi semoga saja tidak sampai melanggar batas Reboan ikut dibahasainggriskan dan diganti “Wednesdaily”.

Banyak alasan untuk tak kembali datang ke Reboan, akan tetapi jauh lebih banyak alasan untuk datang kembali ke Reboan. Ada alasan yang logis sampai alasan yang tak logis. Sekali lagi mungkin hanya sekadar masalah prioritas. Kalau meminjam kalimat Mas Sabrang bahwa hidup adalah memilih penderitaan. Dengan sistem berpikir satu atau thinking fast, bukan lagi sistem berfikir 2 atau thinking slow saya telah memutuskan untuk menentukan ikut sebagai penggiat Kenduri Cinta dan rutin ikut Reboan adalah penderitaan yang saya pilih. Tentu saja penderitaan ini saya yakini akan bermuara pada kebahagiaan. Karena saya juga meyakini, tidak ada satu pun kebahagiaan di dunia ini yang tidak diawali dengan penderitaan.

Lihat juga

Back to top button