URIP TEMENAN

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Paseduluran Maiyah Pasuruan edisi Oktober 2023)

Bertahan hidup adalah bagian penting yang telah tertanam pada setiap makhluk hidup dalam menjalani hidupnya. Namun, kepastiannya bahwa kehidupan itu sendiri punya akhir. Dan meskipun mati menjadi sebuah keniscayaan, agama melarang manusia untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Semua makhluk hidup pasti mati, tapi tak semuanya mampu memberi arti.

Lebih jauh lagi, agama memaknai hidup dan mati lebih dari sekadar berakhirnya kontrak manusia untuk hidup di dunia. Orang-orang yang sekadar hidup dan tidak menghidupkan kecintaan kepada Tuhan dalam hidupnya disebut telah mati (hatinya).

Kecintaan akan hal selain Tuhan mengalihkan tujuan dari hidup manusia itu sendiri. Kilau harta, jabatan, kemewahan materi mengaburkan makna dari pencarian kesejatian dalam memperoleh makna. Ialah akal budi yang telah dikaruniakan oleh Allah dalam diri manusia untuk membantu pencarian bermakna dalam jalan silau yang mengaburkan.

Tuhan pun mengirimkan para nabi untuk menjadi perantara dan penerjemah instruksi-instruksi-Nya. Dari para nabi, kita semua dapat belajar tentang “Urip Temenan” alias kesungguhan hidup atau hidup yang bersungguh-sungguh.

Lihat juga

Dengan melingkar bersama dan Sinau Bareng, mari kita saling berbagi pandangan tentang “Urip Temenan

(Redaksi Paseduluran Maiyah Pasuruan)

Lihat juga

Back to top button